Laman

Tampilkan postingan dengan label al inqilabi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label al inqilabi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 Maret 2013

Edisi 019/Th.3/1434H
Satu Bumi, Satu Umat, Satu Bendera , Satu Peperangan
Satu Negara With KHILAFAH


Maulana grairaka ya Allah “Kami tidak mempunyai siapa-siapa ya Allah” kecuali Engkau. Itulah jeritan umat Islam terkhusus yang sedang berperang mengembalikan kemulian Islam di bumi Syam. Setelah 43 Tahun ditindas, kaum Muslimin di suriah kembali bangkit dengan tegas meneriakan penegakkan syariah dan Khilafah. Karena pandangan mereka terhadap pemerintah sekarang tidak mampu lagi menjamin kesejahteraan mereka dan kaum Muslimin di dunia ini. Apa lagi kegiatan Masyiroh (Red: Aksi Damai) Kaum Muslimin di berbagai negara dan Suriah secara khusus, mengusung slogan “satu bumi, satu umat, satu bendera, satu negara dan satu peperangan.”
Kaum muslimin di suriah sudah lama hidup dalam penindasan dan penderitaan di bawah rezim kufur assad pengikut Syiah Nushairiyyah (Alawiyyah) yang menjadikan Sayyidina ‘Ali sebagai tuhan mereka. Sekte sesat ini telah menghalalkan zina dan kehormatan wanita, serta darah kaum Muslim. Lebih dari 43 tahun, sejak Hafidz Assad berkuasa di sana tahun 1970, hingga tahun 2011 yang lalu umat islam tidak bisa menjalankan islam dengan leluasa, begitu pulakaum muslim yang hidup di Asia tengah. Yang saat ini masih berada di bawah cengkraman Uni Soviet yang Komunis. Iya, itu karena Assad juga pemimpin Partai Ba’ats, yang berhaluan Sosialis. Dan belum lagi korban yang meniggal disebabkan oleh kebiadaban rezim kufur ini. Mulai dari ulama’, tokoh politik, aktivis hingga kaum perempuan, orang tua dan anak-anak yang sudah tidak terhitung jumlahnya. Nauzubillah.
Politik bumi hangus, “al-Asad au nahriqu al-bilad” (mendukung Asad atau kami bumi hanguskan negeri ini) yang di dengungkan oleh Assad saat ini, sebenarnya bukanlah kebijakan baru. Karena, jauh sebelum Bashar dan gengternya, Shabihah, mendengungkan itu, sang bapak telah melakukannya saat membumi hanguskan Ikhwanul Muslimin Suriah dan para pengikut Said Hawa. Terakhir, Lakhdar Brahimi, Utusan Khusus PBB untuk Suriah, juga menyatakan kebijakan yang sama (Russia Today, 22/2/2013), “Mufawadhah ma’a al-Asad au nahriqu al-bilad” (Berunding/berdamai [dengan Assad]).
Sejak Revolusi Islam meletus 2 tahun lalu, dan kini memasuki tahun ke-3, para pejuang Islam di sana telah meraih kemenangan demi kemenangan. Bahkan, minggu lalu, mereka telah sampai di istana Bashar, dan berhasil menduduki istana di Raif Damaskus. Sebelumnya, pangkalan militer dan gudang alutsista juga berhasil dikuasai oleh para pejuang Islam ini. Hingga kini, hampir 90 persen wilayah Suriah telah mereka kuasai. Bashar pun sudah sangat terjepit, andai bukan karena ditopang oleh Amerika, Rusia dan Cina yang terus-menerus mensupportnya, niscaya kekuasaannya sudah tidak lagi tersisa. Skenario Amerika memang belum mengerahkan pasukannya ke Suriah, tetapi Amerikalah yang membuka jalan bagi Rusia untuk memainkan peranannya. Juli 2012 yang lalu, kapal perang Rusia dibiarkan oleh Amerika melakukan konvoi di perarian Suriah (Kompas, 13/7/2012) Ditambah lagi, Rusia juga telah mengirimkan kapal induknya, Kuznetsov ke Suriah (Siberian Light, 29/11/2011).
Bahkan, menurut Global Security, kapal selam kelas Sierra II berukuran panjang 110,5-112,7 meter dengan lebar lambung 11,2-12,3 meter milik AL Rusia juga dideteksi telah masuk wilayah perairan Suriah (CNN, 7/11/2012). Kapal induk AS, USS Eisenhower dilaporkan sudah merapat di perairan Suriah, di Laut Mediterania. Kapal perang AS itu membawa delapan skuadron jet tempur pemb om dan 8.000 prajurit. Jangkar kapal induk USS Eisenhower itu saat ini sudah ditancapkan di lepas pantai Suriah, bergabung dengan kapalperang USS Iwo Jima yang membawa 2.500 pasukan dengan perlengkapan perang penuh. Pengiriman kapal Induk AS ini menyusul keputusan NATO, pada hari Selasa (4/12/2012) menyebarkan sistem rudal Patriot di sepanjang perbatasan Turki dengan Suriah (Islam Times, 6/12/2012). Di dalam Suriah, kekuatan Bashar memang nyaris lumpuh, tetapi dengan bantuan Rusia dan Amerika, Bashar masih bisa melancarkan gempuran ke kota-kota di Suriah melalui jet tempur, yang kemungkinan besar adalah milik Rusia dan Amerika. Sebab, sebagian besar pangkalan militer dan jet tempur Assad telah berpindah tangan ke pejuang Islam. Sisa-sisa geng Assad, Shabihah, yang memang dikenal sebagai penyembah Assad, juga masih ada di Suriah, dan siap mati untuk Assad. Subhanallah begitu bahagianya kami mendengar berita disuriah tentang gejolak teriakan penegakkan syariah dan khilafah. Khilafah tinggal satu langkah itu pasti.
Di sisi lain, Mesir dengan Mursi-nya (Ikhwan-Sunni) bersama Iran dengan Ahmadinejad-nya (Syiah Itsna ‘Asyariyyah) telah menjalankan agenda Amerika untuk mematangkan Oposisi bentukan Amerika, yang dipimpin oleh aktivis Ikhwanul Muslimin, Ma’adz al-Khathib melalui Konferensi Kaero beberapa waktu lalu.
Amerika juga tidak kehilangan akal untuk mengawetkan kekuasaan Assad, terakhir melalui anjing pudel Iran, Hassan Nasrullah dengan Hizbullah-nya (Syiah Itsna ‘Asyariyya ah) di Libanon. Dengan klaim, bahwa di Aleppo ada 4 desa Yahudi, maka Hassan Nas rullah bersumpah akan mengerahkan milisi Hizbullah untuk menggempur wilayah tersebut.
Perlu dicatat, ini hanyalah dalih, agar masuknya milisi Hizbullah ke wilayah Suriah tampak masuk akal. Setelah sebelumnya keberadaan milisi ini bersama Garda Republik Iran di sana untuk mendukung Assad terbongkar. Jadi, pernyataan anjing pudel Iran ini hanya akal-akalan. Ini juga tidak terlepas dari skenario Amerika.Tidak mau kalah dengan Mesir, Iran dan anjing pudelnya, Maliki (Sunni-Sekular) yang juga antek Amerika di Irak, minggu lalu telah mengirimkan panser dan telah memasuki wilayah Suriah. Semuanya ini bagian dari skenario yang dimainkan Amerika untuk mengawetkan kekuasaan Assad, yang sesungguhnya sudah habis, di satu sisi, sambil buying time sampai Oposisi buatannya benar-benar siap dan bisa diterima oleh rakyat Suriah.
Strategi bumi hangus di Suriah ditempuh oleh Amerika sebagai tekanan kepada rakyat Suriah, agar mereka menyerah dan mau menerima solusi yang ditawarkan oleh Amerika melalui antek-anteknya, baik Oposisi buatan pimpinan Ma’adz al-Khathib, maupun Utusan Khusus PBB, Lakhdar Brahimi. Tekanan dilakukan oleh Amerika tidak hanya sampai di situ. Amerika juga menggunakan Turki untuk melakukan hal yang sama, dengan format yang agak berbeda. Turki diminta Amerika untuk membuka wilayahnya, agar para pengungsi bisa mengungsi di wilayahnya, tetapi mereka sengaja dibiarkan hidup terlunta-lunta. Tidak ada akses makanan, obat-obatan dan logistik yang memadai. Terlebih saat musim dingin seperti saat ini. Banyak di antara mereka yang terserang penyakit dan sakit, bahkan sampai meninggal dunia. Kondisi ini jelas diciptakan untuk menekan para pejuang agar mereka mau
tunduk pada kemauan Amerika.Ini semua merupakan skenario Amerika dengan menggunakan antek-anteknya, dari kalangan umat Islam sendiri, baik Sunni maupun Syiah, baik yang Islamis seperti Ikhwan, PK maupun yang Sekular.
Tidak hanya itu, Amerika juga menghalangi setiap upaya damai untuk mendukung Revolusi Suriah yang dilakukan di luar wilayah Suriah, seperti di Libanon. Bahkan, di Turki, aktivis Hizbut Tahrir Turki telah dipenjarakan dan divonis lebih dari 100 tahun penjara. Satu Umat, Satu Bendera dan Satu Peperangan. Umat Islam di Suriah benar-benar menghadapi situasi sulit, meski berbagai kemenangan dan kemajuan telah berhasil mereka capai. Karena konspirasi Amerika, Rusia, Cina dan Inggeris di kawasan tersebut. Namun, skenario Amerika ini tidak akan bisa terwujud, kalau tidak ada kaki tangan Amerika dan Inggeris yang menjalankannya. Amerika, Rusia, Cina dan Inggeris, meski berbeda kepentingan, tetapi ketika mereka menghadapi umat Islam, terlebih ketika mereka bercita-cita menegakkan syariah dan Khilafah, maka mereka pun kompak.Karena itu, kampanye “Satu Umat, Satu Bendera dan Satu Peperangan” yang mereka suarakan Jum’at lalu (22/2/2013) sudah seharusnya mendapat sambutan dan dukungan dari seluruh kaum Muslim di dunia. Posisi para pejuang Islam dan umat Islam di Suriah. Saat ini, persis seperti ketika pasukan kaum Muslim di bawah kepemimpinan Nabi saw menghadapi Pasukan Koalisi, pada Perang Khandak, umat harus sadar tentang apa yang sesungguhnya terjadi di Suriah bahwa ini bukan peperangan antara syia’h dan sunni tetapi ini adalah peperangan antara kekufuran dan Islam. Revolusi suriah di syam ini adalah revolusi Islam yang bertujuan menegakkan syariah dan Khilafah, yg menerapkan syariah secara kaffah. Fajar khilafah itu segara tiba karena itu kaum Kafir dengan seluruh bala tentaranya tidak rela. Mereka pun berusaha siang dan malam untuk menggagalkan lahirnya janin Khilafah itu ke dunia. Keep Struggle.!!!
Insya Allah Khilafah Sebentar Lagi Tegak.!!! Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang Kafir tidak menyukai.” (Q.s. at-Taubah [09]: 32). Begitulah janji Allah. Janji itu pun pasti. Semoga Allah, mencatat amal kita semua, dan meringankan hisab kita, saat kita dipersaksikan Nabi di hadapan Allah. Wallahu a’lam.
Rasul saw, pernah bersabda: akan tegak khilafah di bumi syam, di antaranya libanon, palestine dan suriah dan sudah terbukti suriah sudah 80 persen mengingingkan khillafah. Saatnya umat dan pada khususnya Mahasiswa berperan untuk mengembalikan peredaban islam. Ingat Islam lah, yang harus diperjungkan bukan sistem buatan manusia yang penuh dengan keterbatasan (Demokrasi) tapi sistem Islam yang wajid diperjuangkan.
(IMAM AL AJRI /FTI’11, Angg. Dept. Opini dan Media Informasi LDK LDM)








Readmore.....

Jumat, 16 November 2012

1 Muharram : Bulan transformasi hakiki


      Tidak terasa kembali bersua dengan bulan pertama di tahun Hijriyah. Dialah bulan Muharram. Banyak dari ummat ini yang memperingatinya sebagai Tahun Baru Hijriyah. Namun yang sangat disayangkan adalah perayaan yang dilakukan Nampak sangat jelas sebagaimana pereyaan-perayaan pada Tahun Baru Masehi. Seakan hanya sebuah ceremonial belaka, mengakhiri tahun yang lalu tanpa suatu intropeksi sudah sejauh mana kebaikan dan keburukan pada hidup ini.
Masih tetap sama
      Tidak tahu lagi,sudah berapa kali tahun demi tahun terlewatkan. Sudah berapa banyak ceremonial-ceremonial terlakukan. Namun seakan tanpa bekas yang tersisa. Mengawali tahun yang baru dengan meninggalkan jejak-jejak kerusakan, serta melanjutkannya pada tahun yang baru ini. Seperti ini keadaan kaum muslim dan seluruh umat di dunia pada Umumnya. Dari tahun ke tahun kondisi umat ini teruslah sama. Kerusakan mewarnainya. Dari kerusakan sosial, Nampak dengan mata ini memperhatikan berita-berita elektronik maupun cetak terus diwarnai dengan pembunuhan,penculikan,perampokan, pemerkosaan.
      Kesenjangan sosial masih saja terus menjadi cerita tak berbedah dalam tahun-tahun perjalanan kehidupan manusia. Kekayaan hanya dimiliki oleh kaum-kaum tertentu. Sementara Si Miskin masih saja merana dengan kemiskinan, Kebodohan menjadi sandingan kehidupan mereka.
      Penjajahan yang katanya telah hilang dari negeri. Nampaknya hanyalah sebuah isapan jempol lagi menipu. Sebab sejatinya negeri ini tidaklah terbebaskan dari penjajahan. Memang benar penjajahan fisik itu telah berakhir. Namun, penjajahan abstrak itu masih saja berlangsung.
     Hal ini bisa dilihat dari pengerukan sumber daya alam yang ada di negeri ini. Bukanlah Negeri sendiri yang mengeruknya. Namun adalah asing-asing berdasih itu yang menjadi pengeruk. Atau lebih tepatnya adalah perampok. Bukan rahasia umum lagi tambang terbesar di dunia yang terdapat di negeri ini. Yaitu Tambang emas di Tembaga Pura, Timika,Papua sudah sejak lama dikelola oleh perusahaan asal amerika bernama PT. Freeport. Dari zaman Soeharto hingga Susilo Bambang Yudhoyono perusahaan itu tetap bercokol. Dan apa yang didapatkan oleh negeri ini. Tidak lebih hanyalah 1% saja. Ironi. Tidak hanya di papua, Blok cepu, Mahakam,blok natuna, dan tempat-tempat lainnya dikuasai oleh asing.
      Tidak kalah di bidang ekonomi. Negeri ini masih saja tetap sama dari tahun ke tahun. Riba menjadi fondasi dari perekonomi negeri ini. Pajak menjadi pendukung pemasukan keuangan negeri ini.
      Tempat-tempat maksiat dari diskotik,perjudian,tempat minuman-minuman keras, sampai bahkan tempat penyedia perzinahan itu tetaplah ada dengan legal. Hal ini tidak lain karena tempat-tempat itu membayar pajak. Kemudian hasil-hasil dari itu semua digunakan membangun negeri ini. Na’udzu billah.
      Kondisi itu semua terus menjadi cerita meskipun lembaran tahun kehidupan teruslah berganti. Apa sejatinya yang terjadi di negeri ini. Mestinya sudah banyak pelajaran yang dapat diambil untuk menuju perubahan. Namun, nampaknya negeri ini masih saja tetap Tidak bergeming dengan semua itu.
Sebab utama
      Apa yang sebenarnya terjadi di negeri ini? Mengapa kondisi negeri ini masihlah tetap sama dari tahun ke tahun. Apakah perubahan itu tidak akan pernah menghampiri negeri ini. Apakah masyarakat negeri ini terkena kutukan dari Sang Penguasa Alam semesta,Manusia,dan Kehidupan? Dari mana kita memulai untuk bisa mencari akar masalah dari semua ini.
      Sebelum mencari jawaban dari masalah tersebut. Terlebih dahulu mari sejenak melihat fitrah kita sebagai manusia. Manusia sejatinya adalah makhluk yang lemah. Sehingga tidak mengherankan antar manusia yang satu dengan yang lain saling membutuhkan. Itu tidak lain potensi dari manusia adalah terbatas.
      Dari situ kita bisa menjawab apa sejatinya yang menjadi masalah di negeri ini. Adalah tidak lain apa yang digunakan oleh negeri ini untuk mengatur kehidupan manusia. Menggunakan aturan-aturan yang berasal dari manusia, hasil pikiran-pikiran manusia. Yang padahal sudah kita sadari bersama manusia terbatasi pada potensi. Apatalagi mau mengatur kehidupan manusia yang banyak ini dengan perbedaan-perbedaan yang mewarnainya
      Hasil dari buah pikir manusia itu adalah bernama Sekularisme. Adalah sebuah paham yang memisahkan Agama dari permasalahan dunia. Agama hanya Dibiarkan berlaku pada ruang-ruang private saja, di rumah-rumah, sudut-sudut masjid. Tidak boleh keluar. Sehingga tidak heran apa yang terjadi hari ini, yang halal menjadi haram dan yang haram menjadi halal adalah buah dari pemahaman Sekularisme. Riba yang telah jelas hukumnya dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 275 yang artinya:
“…padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…”(TQS. Al-Baqarah: 275).
      Begitu pula dengan zina telah jelas hukumannya dalam Al-qur’an Surat An-Nur ayat 2 yang berbunyi “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman”
      Dan masih banyak hukum-hukum Allah swt yang telah jelas dalam Al-Qur’an, namun implementasinya dalam kehidupan tidak ada.

Hikmah 1 Muharram, Transformasi hakiki
      Ummat ini seakan terlupakan dengan peristiwan nan agung yang melatarbelakangi bulan muharram sebagai bulan awal tahun hijriyah. Kita mesti merefleksi lagi ke belakang apa sejatinya yang menjadi esensi dari bulan Muharram.Adalah Sang Khalifah ke-2 yang menetapkan Bulan Muharram sebagai awal dari tahun Hijriah. Dialah Umar bin al-khattab. Bukan tanpa alasan beliau menjadikan Muharram sebagai pemula tahun hijriyah. Adalah tidak lain berangkat dari peristiwa nan agung dari umat ini yaitu Hijrahnya Rasulullah saw bersama kaum muslimin dari Mekkah ke Madinah.
      Lantas apa hikmah dari peristiwa hijrah tersebut? Yaitu sebuah transformasi hakiki dari kehidupan yang tidak islami (mekkah) menuju kehidupan yang islami (madinah) dengan menerapkan hukum-hukum Allah swt secara keseluruhan tanpa terkecuali dalam seluruh aspek kehidupan. Memaknai hijrahnya Rasulullah saw jangan sebatas pada tataran individual saja, namun haruslah secarah utuh dan menyeluruh. Karena permasalahan manusijavascript:;a pada umumnya hari ini adalah sama yaitu kerusakan dari segalah sendi kehidupan. Karena tidak menerapkan Hukum-Hukum Allah swt di seluruh aspek kehidupan.

Wujudkan perubahan Hakiki dengan Khilafah
      Sejatinya perubahan hakiki yang terkandung dalam pesan proses hijrahnya Rasulullah tidak akan pernah terwujudkan tanpa peran dari ummat ini untuk memaknainya sebagaimana esensinya yaitu menuju kepada kehidupan yang islami. Dan itu takkan pernah terwujud secara riil dan totalitas tanpa adanya institusi Negara yang melaksanakan Islam itu sendiri secara kaffah. Institusi itu tidak lain adalah KHILAFAH. Serta KHILAFAH ini tidak akan bisa tertegakkan jika tidak ada yang memperjuangkannya, untuk itu memperjuangkannya adalah Wajib. Sebagaimana kaidah fiqh “suatu kewajiban tidak akan terlaksana tanpa adanya sesuatu maka sesuatu itu menjadi wajib”. Islam takkan pernah terterapkan secara totalitas tanpa adanya KHILAFAH, dan KHILAFAH takkan tegak tanpa ada yang memperjuangkan maka memperjuangkannya menjadi wajib.
      Hal ini adalah sebuah tuntutan keimanan sebagai seorang muslim yang meyakini Allah swt. Dan sebagai solusi tuntas atas permasalahan yang menimpa Negeri ini serta negeri-negeri muslim lainnya. Dengan Khilafah maka ummat ini tidak akan terpandang remeh oleh musuh-musuh islam itu yang sesungguhnya lemah lagi hinah. Untuk itu wahai saudaraku yakinilah janji Allah dan Rasul-Nya berikut
“Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah;”(TQS. Thaahaa: 2)
Dan Bisyara Rasulullah saw
“…Dan akan tegak kembali khilafah yang bermanhajkan (sesuai) kenabian, kemudian beliau diam” (HR Ahmad). Wallahu ‘Alam Bishawab (Perindu Islam Kaffah-UKM LDK LDM UMI)











Readmore.....

Selasa, 13 November 2012

SUMPAH PEMUDA : RAPUH DAN EXPIRE, GANTI DENGAN YANG BARU !!!


Intelektual Pemuda dan Materi
      Pemuda merupakan pasukan terbaik sebagai pertahanan negara. Pemuda menjadi garda petarung hebat demi mencapai sebuah misi kehidupan bernegara. Pemuda adalah tonggak perubahan sebuah tanah kehidupan umat manusia. Memanfaatkan kekuatan pemuda artinya bersiap untuk menyongsong kemenangan. Lihatlah upaya Hitler untuk membentuk komunitas pemuda, yang dinamanakan Hitler Youth. Langkah ini diikuti pula oleh partai Nasdem dengan membentuk garda pemuda Nasdem, serta SYL yang membentuk garda pemuda SYL. Mereka sadar, pemuda adalah potensi terbaik untuk melakukan perubahan, hal ini dapat dilihat dari kuatnya pengaruh Sumpah Pemuda hingga mempelopori kemerdekaan Indonesia. Sumpah Pemuda hanya mampu menggerakkan pemuda Indonesia untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan fisik yang dulu dialami oleh Indonesia.Namun, berhadapan dengan penjajahan-penjajahan intelektual, kebanyakan pemuda sekarang lengah. Perlahan-lahan semangat perjuangan itu luntur.
      Dulu para pemuda semangat dalam melakukakukan perlawanan terhadap penjajah negeri ini mulai dari belanda yang sangat lama dalam menjajah negeri ini, hingga Jepang singakat namun perih dirasah oleh Negeri Jamrud Khatulistiwa ini. Hari ini pemuda lebih tersibukkan oleh Akademisi hingga lupa perannya sebagai estafet perubahan, lebih menyenangi hedonitas bahkan maksiat menjadi bunga-bunga kehidupan mereka seperti Free sex adalah lumrah,Narkoba, candu mereka, kekerasan seakan menjadi budaya. Ironi…
      Faktanya, Indonesia adalah salah satu dari lima Negara berkembang yang memberikan kontribusi besar pada pertambahan penduduk di dunia (bkkbonline/4/4/2009). Pada awal tahun 2000, tim BAPENAS dan BPS yang di dukung oleh UNFPA dan para pakar kependudukan memproyeksikan penduduk Indonesia pada 2010 sebanyak 234,1 juta jiwa. Salah satu potensi yang paling menonjol dari kependudukan adalah tingginya angka kelahiran dan banyaknya usia produktif. Namun sayang, potensi kependudukan ini berbanding lurus dengan banyaknya tindak kriminal yang menimpa para remaja. Komisi Perlindungan Anak mencatat tahun 2012 ditemukan 139 kasus tawuran antar pelajar, sebanyak 12 pelajar tewas dan sisanya luka berat dan luka ringan. Selain kehidupan para remaja yang sangat memprihatinkan, kondisi remaja semakin buruk lagi dengan opini media yang meneror para aktivis rohis. Rohis diteror dengan tuduhan terorisme, sementara tawuran merajalela. Disamping itu, tawuran antar mahasiswa kerap terjadi, Perilaku anarkis memberi gambaran yang jelas, betapa ketidak tahuan mahasiswa hari ini dalam memainkan perannya sebagai kaum intelektual justru setera dengan kaum bar-bar.
      Kampus bukan lagi sebagai gudang pencetak intelektual namun lebih berorientasi materi dengan komersialisasi pendidikan. Wajar jika output pendidikan hari ini tidak berorientasi kepada pembentukan kaum terpelajar yang berguna bagi umat manusia. Sedikit dari itu, sisanya tenggelam dalam peradaban kapitalisme sekuler dan liberal. Nilai-nilai luhur yang ditanamkan di dalam buku pelajaran hanya form yang tidak memiliki value, Justru perilaku menyimpang dan berkiblat kepada budaya impor lebih kental mewarnai kehidupan pemuda hari ini. Kini mayoritas intelektual tampak bersikap dingin terhadap ide-ide kemanusiaan, seperti perkataan Gie, “Barangkali waktu telah melarutkan kepekaan dan kepedulian pemuda, tetapi lawan yang dihadapi tetep sama. Kebodohan yang diajarkan di bangku-bangku sekolah, hipokrit para pejabat dan politikus, kekayaan kapitalis yang melaratkan rakyat, kekuasaan yang korup, penjahat yang menegakkan hukum dan semua tragedi yang menistakan.” Sumpah Pemuda tidak bersifat global. Orientasinya memang hanya lingkup Indonesia saja.
      Maka dari itu, bila melihat masalah saat ini yang bersifat global, dibutuhkan dorongan yang bersifat global pula. Spirit perubahan secara global itu tak bisa diwadahi oleh Sumpah Pemuda. Para pemuda seharusnya kembali menyusun ikrar dan sumpah baru demi mengokohkan spirit perjuangan baru. Spirit perjuangan yang mengglobal dengan sebuah gebrakan yang lebih besar ketimbang semangat Sumpah Pemuda. Pada awal kemunculannya Sumpah Pemuda dicemooh oleh orang-orang di sekitarnya karena dianggap sebagai sebuah khayalan semata. Pasalnya, dulu menyatukan bangsa Indonesia seperti sebuah mimpi yang tak berujung. Namun ternyata, persatuan Indonesia terwujud, dan Sumpah Pemuda di elu-elukan. Kini, Sumpah Pemuda yang sarat akan semangat perubahan, kini tinggal ceremonial belaka, tidak lebih…
Pemuda dan Ideologi Islam
      Dalam Idologi komunis, negara adalah satu-satunya isntitusi yang berhak menerapkan dan mengubah peraturan melalui kekuatan militer dan undang-undang. Sedangkan ideologi kapitalisme yang diterapkan hari ini memandang bahwa negara adalah pihak yang mendorong kebebasan, keduanya telah terbukti gagal dalam menyejahterakan rakyat, Karena upaya-upaya untuk merekonstruksi pergerakan mahasiswa agar berorientasi perubahan terpadu dan holistik, mustahil dicapai. Politik belah bambu dan sarat kepentingan asing di negeri ini, jelas telah melumpuhkan langkah mahasiswa dalam melakukan perubahan.
     Harus ada sebuah pergerakan mahasiswa yang memiliki kaidah dan kepemimpinan berpikir yang revolusioner sebagai wujud kebangkitan hakiki para pemuda. Pergerakan mahasiswa yang mengusung solusi total atas problematika yang dihadapi bangsa dan dunia, yaitu pergerakan yang berorientasi kepada kebangkitan seluruh manusia, bukanlah kebangkitan semua,secara parsial belaka. Kebangkitan ini tak lain mencul dari akidah islam, darinya memancarkan peraturan yang diterapkan dalam sebuah institusi (Daulah Khilafah Islamiyah) yang terbukti pernah memimpin kurang lebih 13 abad lalu yang hingga detik ini, hingga memayungi 2/3 belahan dunia. Bekas-bekas kejayaannya masih dapat kita temui, khususnya di negeri-negeri muslim. seiring dengan kerasnya pertarungan peradaban, para pemuda khususnya para pemuda muslim jangan pernah takut dan ciut akan cemoohan orang. Bahkan nyawa kita pertaruhkan demi sebuah misi suci ini. Cukuplah sumpah pemuda telah menjadi pelajaran, bahwa perubahan revolusioner hanya terwujud jika islam dijadikan sebagai ideologi pengangan, bukan ideologi lain. Ikrar sumpah yang pernah ditorehkan ribuan mahasiswa—sebagai representase para pemuda Muslim—tahun 2009 lalu dalam Kongres Mahasiswa Islam Indonesia (KMII) adalah jawaban atas kekeringan intelektual yang dialami pemuda-pemuda saat ini. Dengan mengemban perjuangan melalui tantangan intelektual tanpa kekerasan, secara revolusioner dan penuh keyakinan sebagai manifestasi ketaatan kepada Allah SWT. Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (TQS. Muhammad : 7)
      Penerapan syariah Islam oleh negara , bukan berarti bahwa negara Khilafah hanyalah untuk kelompok tertentu atau orang tertentu saja. Daulah Islam Madinah yang dipimpin oleh Rosulullah merupakan bukti yang gamblang. Saat itu meskipun yang berlaku adalah hukum Islam, masyarakat Madinah bukanlah homogen, hanya muslim saja. Namun disana adalah plural yaitu terdapat nonmuslim seperti Yahudi, majusi, Musyrik, dan berbagai kabilah. Bisa disebut sepanjang sejarah kekhilafahan yang menerapkan syariah Islam, tidak pernah ada masa dimana seluruh penduduknya beragama Islam.
      Khilafah Islam yang terbentang melintasi benua tentu akan mengumpulkan berbagai bangsa , warna kulit, agama dan keyakinan.
      Selama itu pula kehidupan diatur dengan aturan dari Sang Pencipta. Ketika umat, partai politik, dan pemerintah bersatu negara semakin kuat dan terdepan.
      Jadi, tunggu apa lagi? Wahai pemuda muslim! Islam memerlukan masa mudamu, bukan sisa mudamu! Berhentilah membebek barat sekuler, tapi jadikanlah realitas kerusakan negara dan dunia sebagai strong why agar kalian bangkit dan berjuang. Mahasiswa bangkit, bersatu, tegakkan ideologi Islam, Allahu Akbar! [Juni Ukhti Karimah,Mahasiswa Tingkat Akhir]
      TQS 24:55, “Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. …“. Allahu A’lam.[JJ23]

Readmore.....

Jumat, 19 Oktober 2012


edisi 13

“Innocence of Muslims”, Racikan Sampah Musuh-Musuh Allah!
     Katanya, Islam adalah agama yang paling pesat berkembang di muka bumi. Katanya, jumlah umat muslim adalah yang paling banyak di dunia. Tapi, apa yang terjadi dengan umat ini? Wahai kaum muslim, wahai mahasiswa muslim di kampus hijau Makassar! Banggakah kalian dengan jumlah kaum muslim hari ini? Namun, tahukah kalian apa yang terjadi pada umat Islam hari ini?
     Lagi dan lagi, kaum muslim dihina. Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhoi Allah kembali dilecehkan melalui film “Innocence of Muslims” (IoM). Amarah umat terbaik ini kembali dipancing dengan pelecehan tak tanggung-tanggung pada sang pembawa risalah. Pelecehan pada manusia termulia, manusia terbaik yang pernah ada, Rasulullah Muhammad saw.
     Akibat beredarnya film ini, amarah umat muslim di berbagai belahan dunia mulai memuncak. Aksi protes besar-besaran dan mengutuk terdengar dimana-mana. Di Mesir misalnya, aksi digelar di depan kedubes AS. Bendera AS diturunkan lalu disobek dan digantikan dengan bendera tauhid (bendera Islam) ‘laa ilaaha illa Allah’. Kasus serupa terjadi juga di Yaman, Tunisia. Panji-panji Allah berwarna hitam putih ini juga berkibar di berbagai penjuru dunia mulai dari Timur Tengah, Asia termasuk Indonesia dan Malaysia, Rusia, bahkan di jantung negara-negara Kapitalis Barat. Aksi protes kaum muslim ini memuncak di Libya. Demostran bahkan menembaki dan membakar gedung konsulat Amerika di sana. Korban yang terbunuh diantaranya Duta Besar J. Christopher Stevens (seorang diplomat karier dan salah satu diplomat paling berpengalaman di kawasan itu) beserta 3 orang rekannya. Walaupun hingga sekarang masih belum jelas oknum yang melakukan serangan itu (www.hizbut-tahrir.or.id).
     Upaya Demonisasi (Setanisasi) Islam
     Telah sejak lama memang kaum kafir berusaha membumihanguskan Islam dan para penganutnya. Bukan pertama kalinya upaya serupa mereka lakukan untuk menjelek-jelekkan agama Islam dan ajarannya. Tahun 2006 lalu, umat Islam memprotes karikatur kartun Denmark yang menghina Rasulullah SAW. Kemudian tahun 2010, seorang pendeta Florida, Terry Jones, secara terbuka menyerukan pembakaran Alquran pada ulang tahun kesembilan 9/11.  Tentara AS pada Februari (2012) membakar secara sengaja 315 salinan materi keagamaan termasuk Alquran di penjara Bagram, Afghanistan. Penghinaan terhadap Alquran juga dilakukan di penjara-penjara kejam Amerika Serikat di Guantanamo. Bahkan hampir dalam waktu bersamaan beredarnya film ‘Innocence of Muslims’ ini, di Perancis kembali mempublikasi kartun Muhammad tanpa busana. Seakan mereka ingin semakin memperpanas suasana yang sudah panas (www.detiknews.com).
Dalam film ‘Innocence of Muslims’ sendiri, Rasulullah Muhammad saw digambarkan sebagai sosok yang suka penipu, lelaki hidung belang yang lemah dan gemar melakukan pelecehan seksual terhadap anak (pedofil). Sam Bacile si pembuat film tersebut merupakan warga California, Amerika Serikat (AS) keturunan Yahudi Israel. Film ini melibatkan 59 aktor dan 45 kru. Dengan bantuan dari 100 donatur Yahudi, Sam berhasil mengumpulkan dana lima juta dolar AS untuk pembuatan “Innocence of Muslims”. Dalam wawancaranya dengan media, Sam menyatakan sengaja membuat film itu. Menurutnya, dengan film ini, kelemahan Islam dapat diekspos ke seluruh dunia.
     Tidak mengherankan karena jauh sebelumnya pada abad pertengahan, di Barat telah dikembangkan studi orientalisme tentang ‘demonisasi terhadap Islam’. Kajian ini dimotori oleh para cendikiawan Barat. Kebencian mereka terlihat jelas dengan julukan yang mereka berikan pada Nabi Muhammad yaitu “Mamed, Mawmet, Mahoun, Mahun, Mahomet, Mahon, Machmet” yang semua kata itu bermakna satu, yakni setan (devil).
     Hingga sekarang upaya demonisasi terus bergulir diantaranya ada beberapa ide  yang harus terus menerus diangkat untuk  menjelekkan citra Islam: perihal demokrasi dan HAM, poligami, sanksi kriminal, keadilan Islam, minoritas, pakaian wanita, dan bolehnya suami memukul istri. Selain itu, salah satu tujuan utama orientalisme adalah menghancurkan kekhilafahan Islam lewat perang pemikiran dan budaya setelah mereka gagal dalam perang fisik. Cara yang sama mereka lakukan sekarang ini untuk membendung tegaknya kembali Khilafah Islam yang akan menerapkan seluruh syariah Islam. Program terkini mereka adalah deradikalisasi yang merupakan bagian dari paket War on Terrorism. Dalam program ini yang disebut radikal adalah mereka yang menyerukan syariah, khilafah, jihad fii sabilillah, anti penjajahan Barat, dan yang menginginkan diusirnya Zionis Yahudi dari Palestina. Jadi, dari sini sudah sangat jelas bahwa sejatinya dalam pandangan mereka, yang disebut ‘teroris’ itu sudah pasti Islam.
     Standar Ganda “Wajah Liberalisme” Barat
Siapapun yang menyaksikan film ‘Innocence of Muslims’ bisa langsung mengetahui bahwa film tersebut tidak lebih dari sekedar tayangan sampah. Tak bermutu dan profesional sama sekali. Setting-nya sendiri sangat buruk sehingga bisa tergambar seperti apa kedangkalan mutu sutradaranya. Belum lagi para pemainnya rata-rata pemain amatiran. Tapi lepas dari semua itu, ada hal yang harusnya membuat kita sadar disini.
Amatlah wajar jika munculnya film ‘IoM’ ini memicu reaksi keras dari kaum muslim di berbagai belahan dunia. Itulah memang seharusnya reaksi kaum muslim ketika nabi mereka dihina. Nabi Muhammad saw sebagai manusia termulia sekaligus penyelamat manusia ini sungguh tak layak dihina oleh manusia hina semacam Sam Bacile dan kawan-kawannya. Hanya saja, terjadi reaksi berkebalikan dengan para penguasa di negeri-negeri muslim khususnya Indonesia. Yang mereka lakukan adalah tayangan ‘basi’, sekedar mengutuk seperti biasanya. Tak lebih dari itu.
     Presiden Mesir misalnya, Muhammad Mursi, seorang yang disebut sebagai seorang ‘Revolusioner Islam’, hanya menghias bibir dengan mengutuk film ini. Perdana Menterinya, Hisham Qandil, mengatakan “Tidak dapat diterima untuk menghina Nabi kami”. Namun, tiada tindakan positif atau memutuskan hubungan diplomatik, bahkan Hisham Qandil mengatakan, hubungan antara AS dan Mesir adalah “hubungan yang kita butuhkan untuk menjadi lebih kuat yang didasarkan pada kepentingan bersama dan menghormati kedaulatan”. Di Indonesia, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Jazuli Juwaini turut berkata "Amerika harus mendidik dan menertibkan warganya agar bisa menghormati keyakinan, perbedaan dan demokrasi, dan mengamalkannya". Dia pun mendukung upaya pro aktif pemerintah terhadap Amerika dan negara lainnya maupun melalui PBB agar menghentikan tindakan-tindakan penghinaan terhadap pemeluk agama tertentu. Amerika dapat belajar dari Indonesia yang menerapkan demokrasi Pancasila.
     Padahal, siapa pun yang matanya melek hari ini pasti bisa melihat topeng buruk rupa di balik demokrasi. Lembaga-lembaga international semisal PBB dan yang lainnya notabene terikat dengan kebijakan Barat sendiri. Bisa kita lihat akhirnya lembaga ini hanya sekedar label untuk menipu kaum muslim bahwa mereka (Barat) peduli dengan urusan kaum muslim. Belum lagi, demokrasi semakin hari wajah aslinya kian terlihat bahwa ia tak lebih hanya sekedar wacana tanpa aplikasi. Buktinya, kebebasan (liberalisme) yang digaungkan akan tajam jika yang tersakiti adalah kaum minoritas (non muslim) atau kafir Barat. Namun, tiba-tiba kebebasan itu akan ompong jika yang disakiti adalah kaum muslim. Tak ada lagi HAM, kebebasan berbicara jika yang jadi korban adalah umat Islam. Bahkan, lebih dari itu jika umat Islam berusaha membela dirinya dan mengamalkan ajaran Islam yang mulia, justru mereka mendapat gelar baru yaitu “teroris”.
     Khilafah Islam, Satu-satunya Penjaga Kaum Muslim
Saudaraku sesama muslim, telah sangat nyata kebencian musuh-musuh Islam kepada kita ‘Umat Islam’. Mereka tak akan pernah berhenti berusaha untuk menghancurkan kemuliaan Islam hingga ke akar-akarnya. Karena itu, umat Islam harusnya waspada betul akan hal ini. mereka tidak boleh lengah apalagi ‘pasrah’ dengan keadaan ini. Karena umat Islam adalah ‘Khairu Ummah’, umat terbaik pilihan Allah.
     Keberanian kaum kafir Barat semakin menanjak dengan menghina terang-terangan Nabi Muhammad saw yang mulia. Dan satu-satunya jalan yang bisa kita tempuh untuk menjaga kehormatan Allah, Rasulullah Muhammad saw, dan juga kaum muslim sendiri adalah kembali pada “Syariah Islam”. Dalam Islam menghina Nabi saw adalah tindakan kekafiran. Bahkan pelaku tindakan ini wajib dibunuh, meskipun dia bertaubat, dan bahkan meskipun yang menghina itu orang kafir. Namun, ini tak akan mampu terlaksana tanpa adanya Daulah “Khilafah Islamiyah” sebagai Negara yang akan memberikan sanksi dan melindungi umat yang bernaung di bawahnya. Maka, sudah seharusnya kita mengambil pelajaran dari apa yang terjadi hari ini. Allah SWT berfirman:
}إِنَّ فِي هَذَا لَبَلَاغًا لِقَوْمٍ عَابِدِينَ{
“Sesungguhnya (apa yang disebutkan) dalam (surat) ini, benar-benar menjadi peringatan bagi kaum yang menyembah Allah” (TQS al-Anbiya’ [21]: 106). Wallahu a’lam. (3SB)

Readmore.....


Edisi 14

Sampah Demokrasi Menghianati Amanat Rakyat
     Menyedihkan melihat negeri ini yang dikenal dengan jamrud katulistiwa mengalami kerusakan parah sebagaimana kita bisa lihat. Kerusakan itu terjadi hampir di seluruh aspek kehidupan. Dari kehidupan sosial, ekenomi,budaya,bahkan di bidang politik mengalami kerusakan. Dari generasi mudah negeri ini yang hancur karena hedonime,narkoba,sex bebas sebagai buah dari apa yang dianut oleh negeri ini, hingga generasi tuanya yang juga mempertontonkan perangai yang rusak.
     Untuk kerusakan dibidang politik yang dialami oleh negeri ini sejatinya dapat dilihat dalam impelementasi kehidupan berbangsa dan bernegara kita pada hari ini. Kemerdekaan negeri ini yang sudah lebih 67 tahun dirasakan sejak 1945 hingga hari ini sejatinya adalah bukan sebuah kemerdekaan yang hakiki. Hal ini bisa dilihat pada realitas yang dipertontonkan kepada masyarakat sekalian. Lihat saja pemimpin kita dari zaman sebelum reformasi sampai pada zaman reformasi yang katanya sebagai pintu perubahan malah menjual aset-aset terbesar yang dimiliki oleh negeri ini. Bukan rahasi umum lagi PT.Freeport yang telah bercokol lama di bumi Papua sana terampoki oleh perusahaan asal Amerika tersebut. Dan tahukah kita, apa yang didapat oleh negeri ini dari hasil rampokan tersebut, adalah tidak kurang hanya 1% saja dan selebihnya adalah untuk PT. Freeport. Belum lagi di daerah-daerah lain yang menghasilkan sumberdaya alam yang melumpah ruah seperti di Pulau Sumbawa dan minahasa yang di ambil oleh perusahaan PT. Newmont dan di daerah Kalimantan Timur dan tengah serta daerah-daerah lainnya.
     Itu semua terjadi karena apa yang diterapkan oleh negeri ini yaitu Sistem Kapitalisme Sekuler. Yang menghasilkan pemimpin-pemimpin yang terikat secara politik kepada barat. Contoh setiap kali negeri ini kedatangan tamu dari Champion Kapitalisme Amerika Serikat maka ada saja yang dibawah pulang oleh dedengkot kapitalisme tersebut. Hal ini bisa dilihat ketika Obama itu datang mengunjungi negeri ini, apa yang ditnggalkannya adalah Kerjasama komprehensif yang sejatinya adalah sebuh penjajahan atas negeri ini. Begitu pula ketika datang Hillary Clinton, ada saja yang terjadi, PT. Freeport diperpanjang lagi kontrakan menjadi beberapa tahun, dan interfensi AS melalui menteri luar negerinya Hillary Clinton tersebut terhadap Papua yang mengatakan berikan hak otonomi kepada papua yang lebih luas. Ini semua bisa terjadi karena ketidak berdayaan pemimpin negeri ini terhadap Amerika Serikat. Mengapa tidak, karena negeri ini terjajah secara politik kepada Amerika Serikat, sehingga apa-apa yang dilakukan oleh tuannya maka pemimpin negeri ini akan meng Aminkannya.
     Lantas dari situ kita bisa menyimpulkan bahwa sistem yang dianut dan diterapkan oleh negeri ini adalah rusak. Sistem apakah itu, adalah tidak lain Sistem Kapitalisme-Sekular yang kerusakannya bisa kita lihat dari aspek, yang pertama dari sistemnya yang secara normative (fikriyah) berasal dari manusia, dan yang kedua secara empris (praktiknya) menunjukkan kerusakan. Hal ini berpulang kepada ide dasar dari Kapitalisme Sekuler itu yang berasaskan sekularisme yaitu pemisahan agama dengan kehidupan. Sehingga tidak mengherankan ketika pemimpin-pemimpin negeri ini tidak becus mengurusi rakyatnya. Sebab dalam benak pemimpin-pemimpin hari ini adalah bagaima menjadikan pangku kekuasaannya yang telah diperolehnya bukan sebagai amanah yang harus dijaga namun dijadikan sebagai mesin uang untuk menyejaheterakan kelompok dan keluarga-keluarga mereka. Urusan-urusan rakyat dinomor duakan dan bahkan dikesampingkan. Janji-janji yang mereka umbarkan pada saat PEMILIHAN UMUM, tidak Nampak pada saat pemerintahannya. Segalah macam dalih dikeluarkan. Inilah buah dari DEMOKRASI yang dianut oleh negeri ini yang hanya menjanjikan sebuah ilusi.
     Dalam berkehidupan, bagaimana demokrasi itu katanya menjanjikan sebuah kebebasan. Tetapi pada faktanya kebebasan yang dimaksud adalah bukan kebebasan untuk membaikkan namun untuk menghancurkan. Bisa dilihat dari kehidupan kita hari ini, atas nama kebebasan orang-orang bebas mengekspresikan apa yang dirasakannya, atas nama kebebasan tempat-tempat minuman keras, perzinahan,club malam dan tempat-tempat maksiat lainnya tetap eksis selama membayar pajak. Ini semua adalah buah demokrasi yang menghasilkan kebebasan berlebihan yang berasaskan sekularisme (pemisahan antara agama dengan kehidupan). Di sisi lain, kebebasan yang diagung-agungkan oleh demokrasi itu tidak seutuhnya Nampak. Hal ini bisa di lihat ketika muslim yang ada di barat sana mengekspresikan keyakinannya dalam berkehidupan sebagai konsekuensi daripada keimanannya dibatasi, seperti pembatasan terhadap pembangungan masjid-masjid, pelarangan pemakaian kerudung oleh wanita-wanita muslimah, pengekangan terhadap pernikahan poligami yang sebenarnya dibolehkan. Dan yang lebih tragis, atas nama kebebasan islam itu dihujat dan dihina habis-habisan, seperti yang dipertontokan baru-baru ini melalui film innocence of muslims. Jadi kebebasan yang diagungkan-agungkan oleh demokrasi itu adalah BOHONG besar. Bebas bagi mereka, namun tidak bebas bagi sebagian yang lain.
Solusi Islam
     Setelah melihat berbagai kerusakan yang dihasilkan dari sistem Kapitalisme Sekular, masih engganka kita mempertahankan sistem ini??? Tentu tidak, sudah terlalu lama kita terbohongi oleh janji-janji palsu yang diumbarkan demokrasi hari ini. Reformasi telah gagal, untuk itu kami menyerukan tuntaskan demokrasi dengan Revolusi. Yaitu kembali kepada Sistem yang berasal dari Sang Maha baik dan mencampakkan sistem yang berasal dari manusia yang amat terbatas. Sistem tersebut adalah SISTEM ISLAM. Yang sudah terbukti selama kurang lebih 13 abad lamanya, mengatur kehidupan manusia di 2/3 belahan dunia, yang tidak hanya mengantarkan umat manusia ke taraf kebaikan yang tak terbatas, namun juga bagi seluruh komponen kehidupan. Kata seorang ilmuwan barat.
     Dengan sistem islam, yang akan melahirkan Sistem Politik yang akan mengatur urusan-urusan masyarakat dengan aturan-aturan islam. Yang akan menghasilkan pemimpin-pemimpin yang amanah, yang menjadikan kepemimpinannya sebagai tanggung jawab yang tidak hanya akan dipertanggungjawabkan kepada manusia tetapi juga kepada sang pemilik hidup yaitu Allah swt. Yang akan menghasilkan pemimpin-pemimpin yang akan memutuskan hubungan kepada Negara-negara imperialis seperti Amerika beserta kroni-kroninya dan akan mengambil alih sumber daya alam secarah penuh dari perusahaan-perusahaan asing yang menghisap darah rakyat. Dengan sistem islam maka kebebasan yang tanpa batas itu akan dihapuskan. Diskriminasi terhadap agama-agama yang lain tidak akan terjadi, sebab dalam islam yang berkaitan dengan aqidah diberi kebebasan secara penuh untuk mengekspresikan keyakinannya selama dalam koridor yang wajar.
     Sekedar gambaran, bagaimana kepemimpinan dalam Islam. Hal ini bisa dilihat, dari perkataan sahabat Rasul yaitu Umar bin Khattab. Yang mengatakan, “Kumpulan unta tidak akan baik, jika orang yang menggembalainya itu tidak baik. Tidak mengurisi mereka dengan baik, tidak memenuhi kebutuhan mereka. Dan hal tersebut berlaku juga pada manusia, apabila pemmpin-pemimpinnya tidak baik maka rakyatnya akan rusak, pemenuhan-pemuhan kebutuhan rakyatnya tidak terurusi maka kerusakan akan terlihat”. Seperti itulah esensi dari sebuah kepemipinan dalam islam. Tentunya pemimpin yang baik akan lahir dari sebuah sistem yang baik pula, dan itu semua akan terjadi hanya dengan islam. Renungkanlah firman Allah swt berikut:
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Readmore.....

Senin, 09 April 2012

BBM NAIK, BUKTI PENGUASA TANGAN BESI!

Naik lagi, naik lagi…lagu lama kembali dirilis ulang. Isu BBM kembali bergulir di bumi zamrud khatulistiwa. Semua berawal ketika sebelumnya pemerintah telah gagal melakukan pembatasan BBM (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi. Akhirnya, pemerintah melalui perantara Menteri ESDM, Jero Wacik di depan raker Komisi VII DPR-RI (Selasa, 6/3/2012), menyodorkan opsi kenaikan BBM sebesar Rp 1.500 per liter menjadi Rp 6.000 per liter mulai April 2012. Rencana kenaikan harga BBM itu juga sudah dimasukkan dalam RAPBN-P 2012 yang diajukan kepada DPR.

Hal yang sama tentang isu naiknya BBM, respon mayoritas dari masyarakat menolak kebijakan pemerintah tersebut. Mulai dari jajaran para anggota dewan dan pejabat negeri, sebagaimana dikutip dari pernyataan Wakil Ketua DPR, Pramono Agung bahwa Setgab koalisi PD pun tak akan kompak menyikapi kenaikan harga BBM karena jelas sekali partai tak mau ambil resiko ditentang rakyat dan kehilangan pemilih (detikNews, 22/3/2012). Hal ini terbukti ketika PKS kemudian menyurati presiden SBY yang berisi penolakan terhadap kenaikan harga BBM. “Kami sudah kirim ke Presiden suratnya” ujar Sekjen PKS, Anis Matta di gedung DPR, Rabu 21 Maret 2012. Menurut PKS, sekitar 13% dari APBN 2012 atau sekitar Rp 95 Triliun yang bisa digunakan untuk menyiapkan infrastruktur pengalihan BBM ke gas (tempo.co. 22/3/2012).

Penolakan juga datang dari kalangan kelompok ormas Islam seperti yang dikatakan Ketua PP Muhammadiyah, Dien Syamsuddin di Yogyakarta bahwa kenaikan harga BBM akan menyusahkan rakyat karena akan disusul dengan kenaikan harga sembako (i-Radio FM Jakarta, 19/3/2012). Hal yang sama diutarakan massa Hizbut Tahrir Indonesia dalam aksi-aksi di berbagai wilayah di Indonesia, begitupun pernyataan mereka bahwa kebijakan ini alih-alih akan meningkatkan kesejahteraan rakyat, tapi malah justru akan merugikan rakyat dan memberi tambahan beban kepada rakyat (www.hizbut-tahrir.or.id, 2/03/2012).

Respon paling keras juga datang dari kalangan mahasiswa di berbagai kampus. Bahkan acapkali aksi dari mahasiswa ini ujung-ujungnya berakhir dengan tindakan anarkis sehingga parahnya pemerintah bahkan menurunkan pasukan TNI untuk mengamankan demonstran. Selain itu, aksi-aksi serupa juga dipelopori oleh beberapa pekerja atau buruh di perusahaan-perusahaan tertentu. Mabes Polri Jakarta, Kamis (22/3/2012) bahkan sudah memprediksi bahwa tren unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM akan terus meningkat. “Kalau kita lihat ini pasti akan naik menjelang 1 April. Ini kan bisa dikatakan baru Pemanasan," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Saud Usman Nasution (detikNews, 22/3/2012).

Serangkaian fakta di atas membuktikan bahwa pada dasarnya suara rakyat negeri Indonesia menolak keras keputusan pemerintah tersebut. Karena yang paling besar merasakan dampaknya kelak adalah lagi-lagi rakyat. Pengamat politik Boni Hargens sebagaimana dilansir di metro tv news bahkan menilai kenaikan harga bahan bakar minyak hanya untuk kepentingan mafia minyak dan gas (migas). Namun, dasar pemerintah seolah sudah tuli akan lolongan rakyatnya sendiri. Pemerintah tetap saja ngotot untuk menaikkan harga BBM. Dengan dalih yang seringkali irasional, pemerintah melangkah maju mengangkangi penderitaan rakyatnya.

Alasan paling getol yang sering dilontarkan oleh pemerintah adalah akibat kenaikan harga minyak mentah dunia yang terus membumbung melampui harga patokan dalam APBN. Hal yang setali tiga uang dengan keputusan pembatasan subsidi BBM yang dari dulu gencar dilontarkan. Padahal, sesuatu yang berbanding terbalik dengan pemborosan pemerintah dan para pejabat atau aparat negara terkait dana APBN. Misalnya: Anggaran untuk kunjungan dan studi banding tahun 2011 mencapai Rp 21 T yang ternyata dinilai lebih banyak bernuansa plesiran. Belum lagi ada anggaran Belanja barang sebesar Rp 138,5 T dan belanja modal Rp. 168 T yang kadang-kadang anggaran tersebut digunakan untuk belanja yang sifatnya pemborosan seperti renovasi gedung yang masih bagus, penggantian mobil mewah milik para pejabat padahal mobil sebelumnya masih layak pakai. Kemudian, Korupsi dalam penggunaan dana APBN juga semakin meningkat. Dalam catatan KPK, pada 2008 kebocoran APBN mencapai 30-40 persen. Jadi, keputusan menaikkan harga BBM atau program penghapusan subsidi BBM secara perlahan sebenarnya untuk kepentingan siapa?

Jika kita menelisik kembali hal di atas, maka akan ditemukan bahwa kenaikan BBM yang sejalan dengan penghapusan subsidi BBM secara perlahan akan membuat rakyat negeri ini beralih dengan paksa dari BBM bersubsidi ke BBM non subsidi. Ini merupakan agenda Konsensus Washington untuk meliberalkan perekonomian Indonesia melalui liberalisasi BBM. Sederhananya, artinya lagi-lagi yang akan diuntungkan di sini adalah pihak asing. Apabila ini terjadi, tinggal menunggu waktu SPBU-SPBU asing akan semakin bercokol di negeri ini. Sementara SPBU-SPBU dalam negeri semisal Pertamina akan semakin terpinggirkan dan tidak kompetitif lagi karena sektor hulu dan hilir sudah dikuasai asing.

Dampak lainnya dari kenaikan harga BBM juga akan memicu kenaikan harga kebutuhan pokok dan biaya hidup rakyat. Ditambah lagi, faktanya Subsidi untuk Bantuan Likuiditas Bank Indonesia saja yang bunganya sebesar Rp 230.33 trilyun ternyata hanya dinikmati sekitar 14.000 orang. Sementara, berbanding terbalik dengan Subsidi BBM sebesar Rp 201.36 trilyun dinikmati oleh 230 juta orang.

Alasan lain yang seringkali dijadikan dalih bagi pemerintah untuk menaikkan harga BBM adalah bahwa harga BBM di Indonesia tergolong murah. Oleh karenanya harus dinaikkan. Sebabnya, jika BBM murah maka akan menjadikan rakyat boros dalam menggunakan BBM. Padahal, faktanya BBM di Indonesia (premium, Rp 5000/Liter) lebih mahal dari pada Venezuela Rp 460/L, Turkmenistan Rp 736/L, Iran Rp 828/L, Nigeria Rp 920/L, Saudi Arabia Rp 1104/L, Kuwait Rp 1932/L, dan Mesir Rp 2.300/L. Sementara itu, konsumsi BBM rakyat Indonesia juga pada kenyataannya cukup rendah, berada di urutan ke – 116 di bawah negara Afrika seperti Botswana dan Namibia. Jadi, jelaslah argumen-argumen semacam ini adalah rekayasa alias bohong semata.

Seharusnya jika pemerintah memang menganggap dana APBN terbatas sehingga harga BBM harus dinaikkan atau subsidinya dikurangi/dihilangkan adalah memantau kembali kebiasaan pemerintah dalam menambah utang baru. Sebab, jika mau jujur yang membebani APBN selama ini adalah bukan subsidi melainkan pembayaran utang dan bunganya. Contohnya: tahun 2012 ini pemerintah lagi-lagi menambah utang dalam bentuk Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp. 134 T dan utang luar negeri sebesar Rp 54 T. Padahal, ada sisa sisa APBN 2010 lalu Rp 57,42 trilyun ditambah sisa APBN 2011 Rp 39,2 trilyun. Untuk apa utang ditambah, sementara masih ada sisa dana yang tidak digunakan? Padahal bunga SUN dan utang LN itu harus dibayar tiap tahun hingga puluhan triliun.

Langkah lainnya yang harusnya juga ditempuh pemerintah adalah menghentikan segala bentuk kontrak karya yang merugikan Negara. Misalnya: kerugian Negara akibat kontrak impor gas ke Negara China pemerintah dirugikan setiap tahunnya ratus trilyun rupiah. Sejak tahun 2006 – 2009 saja kerugian pemerintah akibat ekspor gas ke Cina diperkirakan sebesar Rp. 410 trilyun. Belum lagi masih banyak kontrak karya yang dilakukan oleh pemerintah sejak jaman orde baru sampai sekarang yang merugikan Negara ratusan trilyun seperti kontrak karya pertambangan emas dengan PT New Mont, PT Free Port, Pertambangan gas dengan Exxon Mobile di Blok Natuna dan tempat-tempat lainnya termasuk juga tambang minyak yang ada di Blok Cepu.

Namun, kedua langkah di atas tidak pernah dan akan ditempuh oleh pemerintah. Karena itulah memang akibatnya jika kebijakan ekonomi Indonesia mengadopsi kebijakan ekonomi kapitalisme yang liberal. Pemerintah melakukan sesuatu bukan demi kepentingan rakyatnya tapi demi kantong para kapitalis. Sangat beda jauh dengan kebijakan ekonomi Islam yang diterapkan dalam Negara Khilafah.

Dalam Islam, barang tambang yang yang jumlahnya melimpah termasuk minyak dan gas tidak boleh diserahkan kepada individu, kelompok apalagi asing. Karena hal tersebut masuk dalam kategori pemilikan umum (milkiyah ‘amah) yang sejatinya adalah milik rakyat yang harus dikelola oleh pemerintah/penguasa dengan baik dan amanah, demi kepentingan rakyat semata. Sebagaimana yang pernah dilakukan Rosulullah SAW ketika menarik kembali tambang garam yang beliau berikan pada Abyadh bin Hammal RA setelah beliau mengetahui bahwa tambang garam tersebut depositnya melimpah. Maka tambang garam tersebut tidak boleh dimiliki oleh individu dan merupakan milik kaum Muslimin.

Ini berlaku bukan hanya untuk garam saja tapi berlaku pula untuk seluruh barang tambang. Hal ini karena semua barang tambang jumlahnya “layaknya air yang mengalir” (al-maa’ al-‘idd) – depositnya melimpah – tidak boleh dimiliki oleh individu (privatisasi). Hal ini juga dipertegas oleh sabda Rasul saw. dalam hadist Riwayat Abu Dawud: “Manusia berserikat (punya andil) dalam 3 hal: air, padang rumput, dan api”. Dimana maksud Api dalam hadist tersebut adalah energi termasuk di dalamnya migas.

Dari pemaparan di atas, jelaslah bahwa hanya dengan Syariah Islam dan Negara Khilafahlah solusi yang dapat menuntaskan permasalahan umat hari ini termasuk perkara BBM. Karenanya bergerak dan berjuang bersama dalam menegakkan kembali dua perkara urgen tadi seharusnya menjadi wujud kepedulian kita akan masalah-masalah yang terjadi hari ini. Hanya dengan ketakwaan dalam menerapkan Syariah Allah maka rakyat di negeri ini akan sejahtera. Sebagaimana firman-Nya: “Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi” (QS. al-A’raf [7]: 96). Wallahu a’lam. (3SB)

Readmore.....

Kamis, 03 Maret 2011

MENUJU PERUBAHAN HAKIKI


Kondisi negeri ini kian rusak dan semrawut. Korupsi misalnya, kendati slogan pemberantasan terhadapnya terus diteriakkan, namun tidak ada tanda-tanda akan berhenti. Ironisnya, institusi penegak hukum yang seharusnya membabat korupsi justru menjadi sarang koruptor, mafia hukum dan peradilan. Bagaimana rakyat bisa hidup tenteram, keadilan bisa ditegakkan, kedzaliman bisa dilenyapkan kalau hukum dan aparatnya bermasalah. Kesemrawutan tak hanya dalam satu aspek, namun hampir di semua aspek kehidupan. Bahkan bisa dikatakan, sejauh mata memandang, yang ada adalah hamparan masalah disana-sini.

Karenanya, mereka yang gerah dengan rusaknya kondisi masyarakat saat ini tentu sepakat akan sebuah perubahan. Akan tetapi, jika ditanyakan arah perubahan yang diinginkan dan bagaimana cara melakukan perubahan tersebut, jawabannya akan bervariasi mulai dari yang sekadar mengganti figur hingga mengubah sistem; dari cara yang dianggap paling halus hingga yang dianggap sangat radikal. Sebagaimana yang telah kita saksikan dari berbagai fakta perlawanan kaum muslim yang dilakukan di berbagai negeri muslim di Timur Tengah karena ketertindasan mereka akibat kesewenang-wenangan penguasa, seperti yang telah terjadi di Tunisia yang berhasil menggulingkan Ben Ali pada Januari lalu setelah berkuasa 23 tahun, disusul di Mesir yang berhasil menumbangkan pemerintahan Husni Mubarak mundur Jum’at (11/2) setelah berkuasa 30 tahun (Antara News, Jumat/25 Februari). Ibarat jamur, hal yang sama juga menyebar ke negeri-negeri muslim lainnya yang ada di sekitarnya seperti Lebanon, Yaman, Sudan, Iran, dll.

Dan yang sedang hangat-hangatnya saai ini adalah bagaimana pergolakan yang terjadi di Libya. Tampak bagaimana penguasa tangan besi, Muammar Gaddafi yang merupakan satu-satunya kepala Negara yang memerangi rakyatnya sendiri yang melakukan demonstrasi menentang pemerintahannya, dengan menggunakan pasukan militer. "Jika kalian tidak menurunkan senjata ... kami akan meluncurkan aksi Tuhan, saya akan meminta satu juta orang untuk melakukan pembersihan di Libya dari rumah ke rumah," tegasnya. "Tangkap tikus-tikus itu," katanya merujuk pengunjuk rasa penentang penguasa tersebut. "Keluar dari rumah Anda dan hancurkan, di mana pun mereka berada," katanya tegas (Antara News, Rabu/23 Februari 2011).

Jika sudah seperti ini, lantas apa yang seharusnya dilakukan oleh umat muslim? Perubahan seperti apa yang akan dituju oleh umat Islam? Tentunya perubahan yang mendasar yang mampu memecahkan akar masalah dan menyelesaikan segala masalah dalam berbagai bidang, bukan solusi atau perubahan yang parsial. Sementara itu, satu-satunya revolusioner sejati adalah Muhammad saw. Di samping itu, wajib bagi kaum Muslim meneladani apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW karena ia adalah panutan terbaik dalam segala hal (QS al-Ahzab [33]:21) termasuk dalam menyampaikan perubahan masyarakat. Allah SWT berfirman:”Katakanlah inilah jalanku dimana saya menyeru dengan penuh kejelasan bersama orang-orang yang mengikutiku” (TQS Yusuf [12]: 108).

Menurut Imam As-Syaukani ini merupakan dalil wajibnya bagi pengikut rasul untuk meneladani beliau dalam berdakwah, mengesakan Allah dan beramal sebagaimana yang telah disyariatkan.

Berikut ini adalah gambaran umum metode perubahan yang ditempuh oleh Rasulullah SAW dalam mengubah masyarakat Arab dari masyarakat Jahiliyyah menjadi masyarakat Islam.
Sebelumnya harus dipahami adalah bahwa perubahan yang dilakukan adalah berbasis ideologi. Rasulullah SAW telah mendapatkan wahyu dari Allah SWT yang mengatur semua perkara. Wahyu tersebut sekaligus menjadi pedoman hidup yang wajib diamalkan oleh kaum Muslim. Jika dicermati wahyu juga merupakan ideologi karena terdiri dari ide dasar (aqidah) dan berbagai sistem kehidupan yang bersumber dari ide dasar tersebut (syariah). Selain itu ideologi tersebut berisi konsep dan metode untuk membumikan ideologi tersebut. Metode untuk mewujudkan ideologi tersebut adalah negara. Inilah tujuan perubahan yang diusung oleh Rasul dan para sahabat, membumikan ideologi tersebut di tengah-tengah masyarakat dengan jalan menegakkan daulah Islam.
Selanjutnya, membentuk partai politik. Untuk membumikan sebuah ideologi tentu bukan perkara mudah yang dapat dijalankan seorang diri. Rasulullah SAW tidak hanya mengajak satu demi satu masyarakat Arab untuk meyakini ideologi yang beliau sampaikan. Namun lebih dari itu, mereka yang beriman kemudian diorganisir dan digerakkan secara sistematis yang berpusat di rumah Arqam bin Abu al-Arqam. Beberapa ayat Makkiyah menjadi bukti bahwa Rasulullah SAW merupakan dakwah dalam bentuk jamaah (lihat QS al-Syuara’ [26]: 215; QS.Yusuf [12]: 183). Model kelompok yang berbasis pemikiran yang diyakini oleh anggotanya serta berupaya diwujudkan di tengah kehidupan tidak lain merupakan definisi partai politik. Dengan demikian kelompok Rasul saat itu adalah berbentuk partai politik.

Adapun metode (thariqoh) perubahan yang dilakukan oleh Rasulullah diantaranya,

Pertama: mempersiapkan kader melalui pembinaan. Rasulullah SAW mempersiapkan kader partai yang nota bene adalah sahabat-sahabat beliau secara terus menerus tanpa henti hingga terbentuk kepribadian Islam pada diri mereka. Disamping mengamalkan apa yang telah diajarkan, Rasulullah juga mengutus orang-orang tertentu untuk mengajari Alquran orang-orang yang baru masuk Islam. Beliau misalnya mengutus Khabbab bin al-Arat untuk mengajar Zainab binti Khattab dan suaminya, Said memahami Alquran. Kurang lebih tiga tahun jumlah pengikut beliau hingga memasuki tahap interaksi dengan masyarakat secara terbuka hanya 40 orang pria di tambah dengan tiga wanita orang. Jika dirata-rata dalam sebulan hanya ada satu hingga dua orang yang masuk Islam. Dari al-Arqam bahwa Rasulullah SAW berada di rumah beliau di Shafa hingga jumlah mereka mencapai 40 laki-laki Muslim. Orang yang terakhir masuk Islam adalah Umar bin Khattab. Tatkala jumlah mereka mencapai 40 orang mereka pun keluar menemui orang-orang musyrik. (HR. al-Hakim dan menurutnya shahih).

Kedua, mempersiapkan masyarakat sebagai basis untuk menerapkan ideologi. Pelaku utama dari aktivitas ini sahabat-sahabat yang sebelumnya telah dipersiapkan dengan matang. Dalam proses ini Rasulullah SAW membatasi kegiatannya pada tataran pemikiran yaitu menjelaskan kebatilan pemikiran yang diusung dan dipraktekkan masyarakat Arab dan menanamkan kebenaran ideologi Islam. Meski sesembahan merajalela di sekitar Ka’bah beliau tetap mendiamkannya termasuk dalam masalah-masalah sosial seperti kemiskinan. Di sinilah proses yang paling berat dan menentukan sebab Rasulullah SAW dan para sahabat tidak hanya berhadapan dengan pemikiran yang rusak namun juga resistensi dari penganut pemikiran tersebut termasuk pemimpin politik mereka. Pertarungan pemikiran dan serangan politik terhadap pembesar-pembesar tersebut gencar dilakukan meski harus menerima perlakuan yang kejam dari mereka. Fase ini juga bisa disebut sebagai tafâ’ul ma’a al-ummah (berinteraksi dengan umat). Di fase ini juga dilakukan upaya mencari dukungan kekuasaan (thalab al-nushrah) dari para pemimpin masyarakat. Rasulullah SAW tidak sekadar membatasi diri untuk mensosialisasikan idenya kepada masyarakat. Namun pada saat yang sama juga secara aktif melakukan berbagai pendekatan kepada para penguasa Arab di masa itu Rasulullah SAW senantiasa mengajak pembesar Qurays memeluk Islam. Di sisi lain Rasul juga secara aktif mendakwahi qabilah-qabilah lainnya khususnya ketika musim haji tiba. Catatan Ibnu Sa’ad menunjukkan setidaknya Rasulullah menyambangi 15 kabilah Arab meski tak satupun dari mereka yang bersedia beriman dan mendukung beliau. Mereka antara lain: Bani Amir bin Sha’shaah, Bani Nadhir, Bani Hanifah, dan Bani Baqa. Meski demikian beliau terus bergerak hingga Allah mempertemukan beliau dengan suku Auz dan Khazaj. Menurut Ibnu Khalil (2003: 21) metode thalab al-nushrah yang dilakukan Rasulullah SAW secara konsisten meski menghadapi berbagai kesulitan menunjukkan wajibnya perbuatan tersebut .

Ketiga, menerapkan ideologi Islam dalam pemerintahan. Setelah mendapatkan dukungan dari pemuka Auz dan Khazraj Rasulullah SAW kemudian mengutus Mus’ab untuk mengawal proses penyiapan masyarakat Madinah. Setalah masyarakat Madinah dianggap siap maka beliau dan kaum Muslim Makkah hijrah ke Madinah yang sekaligus menjadi awal tegaknya negara Islam atau Daulah Khilafah Islamiyah. Islam kemudian diterapkan secara menyeluruh dan tidak lagi sebatas wacana. Dakwah dan jihad ke seluruh jazirah Arab pun digencarkan secara agresif termasuk ke Mekkah.
Bukan Sekadar Berubah
Inilah beberapa aktivitas yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam rangka menegakkan daulah Islam. Meski hal tersebut dilakukan 14 abad yang lalu namun ia tetap relevan hingga kini bahkan hingga hari Kiamat. Sebab metode tersebut adalah hukum syara’ yang tak berubah dan wajib dipedomani oleh ummat Islam. Metode perjuangan lain seperti reformasi, people power hingga revolusi berdarah dari sisi pergantian kekuasaan dapat saja berhasil. Namun bukan perubahan yang gariskan oleh syara’. Patut dicatat, perubahan yang dikehendaki saat ini bukan sekadar perubahan figur. Namun juga perubahan sistem secara total disamping perubahan pemahaman, standardisasi (amal dan pemikiran) dan ketundukan masyarakat dari sistem kapitalisme kepada ideologi Islam. Lebih dari itu, perubahan yang mengikuti tuntunan Rasulullah merupakan sebuah kewajiban. Mengabaikan metode tersebut tidak hanya akan gagal namun juga akan menuai dosa (Q.S. An-Nur [2]: 63). Wal-Lâh a’lam bi al-shawâb. (Wenny Alfianty, Kep 07)

Readmore.....

Rabu, 09 Februari 2011

VALENTINE’ S DAY : PENGHANCURAN GENERASI UMAT MUSLIM


Tinggal menghitung hari yakni sekitar 4 hari ke depan, sebuah hajatan besar-besaran akan dilakukan serempak penduduk bumi. Mulai dari ABG (Anak Baru Gede’), remaja, sampai orang tua pun kadang tak ingin ketinggalan ambil bagian dalam perayaan spesial ini. Tepatnya setiap tahunnya, jatuh pada tanggal 14 Februari. Sering dikatakan sebagai Hari Kasih Sayang atau bahasa gaulnya “Valentine’s Day”. Ada apa dengan hari ini? Mari kita simak fakta-fakta berikut.


Di kota-kota besar di Indonesia, para remaja putra dan putri, cewek-cowok, walaupun masih SMP sudah akrab dengan budaya ini, mereka biasanya melaksanakan perayaan ini dengan mengadakan lomba saling merayu antara lawan jenis, saling memberikan bunga, permen kepada pacarnya, mengadakan pesta musik tidak peduli terjadi percampuran pria dan wanita non-mahram, disertai dengan minuman keras, sampe ajang buka-bukaan baju, membuang-buang uang ortu seenak perutnya, bahkan acara ini dijadikan justifikasi para cowok dan cewek untuk mengekspresikan hawa nafsunya kepada lawan jenis, misalnya mencium pipi, memegang tangan, sampai melakukan adegan haram yang belum sepantasnya untuk mereka nikmati.

Di Kota Makassar pada tahun tahun 2006 yang lalu, salah satu media cetak di Makassar (Tribun Timur, 15/02/06) memuat berita headline, “Malam Valentine, Stock Kondom Dikota Makassar Habis !”. Media cetak lain, -Berita Kota UP memuat berita “Dari kelas Melati sampai Hotel Bintang Lima di kota Makassar sudah dibocking untuk malam valentine” (BK-UP, 13/02/06). Sementara itu, hasil investigasi yang dilakukan oleh BABUJU, salah satu Komunitas di Bima tahun 2009 lalu, permintaan alat kontrasepsi (Kondom) di sejumlah apotik kota Bima, naik sekitar 20 – 40 persen pada malam. Sedangkan hunian penginapan di kota Bima menyatakan yang chek in pada hari sabtu maupun malam minggu menunjukan angka kenaikan mencapai 10 persen dari hari biasa. Kemudian di Manado, 14 Februari 2010 lalu, sebanyak 1.827 pasangan tidak sah di sana dinikahkan massal oleh Pemerintah kota setempat.

Belum lagi dengan angka seks bebas yang semakin meroket tajam. Berdasarkan data penelitian terakhir pada 2005-2006, di kota-kota besar mulai dari Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, rata-rata 40-50 % remaja mengaku melakukan hubungan seks sebelum nikah. Dari berbagai pertanyaan penelitian yang diajukan kepada remaja, antara lain di mana mereka melakukan seks bebas ini, 85 % mengatakan melakukannya di rumah. Menurut data Badan dan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 2010, tercatat lebih dari setengah remaja telah melakukan hubungan layaknya suami istri. "Pada saat ini para remaja dihadapkan pada masalah besar yang berkaitan dengan penularan HIV dan AIDS, karena tiga permasalahan. Salah satunya yaitu meningkatnya seks pranikah 51 persen untuk kawasan Jabodetabek," Kata Kasubid Kesehatan Seksual BKKBN Wahyuni saat berbincang dengan okezone di kantornya, Senin (29/11/2010). Tahun 2011 sekarang? Tentunya lebih parah lagi.

Menilik budaya Valentine sendiri, dari sejarah kelahirannya sudah terlihat bahwa itu bukan berasal dari Islam. Apalagi perayaannya juga sangat sarat dengan pelanggaran hukum syara’. Bagaimana sejarah tradisi yang telah diwariskan turun-temurun ini?
Ada beberapa versi yang menjelaskan asal muasal perayaan Valentine’s. Namun intinya, perayaan Hari Kasih Sayang ini memiliki perpaduan sebuah tradisi yang bernuansa Kristiani dan Roma kuno. Menurut pandangan tradisi Roma Kuno, pertengahan bulan Februari dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan. Perayaan ini mulai tanggal 13 – 14 yang dipersembahkan untuk Dewi Cinta (Queen of Feverish Love): Juno Februata. Pada hari itu, para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis secara acak di dalam sebuah kotak. Gadis yang namanya ke luar harus menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk bersenang-senang dan menjadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya. Selanjutnya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk meminta perlindungan Dewa Lupercalia. Selama upacara ini, para lelaki muda melecut gadis-gadis dengan kulit binatang. Para perempuan itu berebutan untuk bisa mendapat lecutan karena anggapan jika mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik dan subur. Lupercalia ini dianggap sebagai dewa kesuburan, yang berkaki kambing dan berkepala kambing yang dianggap sebagai lambang kesuburan (reproduksi) atau lambang seks (lupercalia sangat mirip dengan lambang setan dalam yahudi yaitu manusia berkepala kambing). Nama lain Lupercalia adalah Dewa Pan (Namrudz) yang menikahi Dewi Aphrodite dan lahirlah anak rupawan yang dinamakan Eros (Cupid) dan dianggap sebagai dewa cinta yang selalu membawa panah cinta. Sementara itu, cupid diceritakan menggauli ibunya sendiri karena ibunya tertarik ketampanannya. Dari sinilah cikal bakal lahirnya perilaku iblis, incest (menggauli orang tua atau saudara kandung sendiri).

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara paganisme (berhala) ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I. Agar lebih dekat lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari.

Dari latar belakang sejarah yang telah disebutkan di atas maka tampak dengan jelaslah bagaimana fakta tentang “Valentine’s Day”. Budaya ini bukan saja berasal dari kaum kuffar, namun sarat dengan ritual-ritual para penyembah pagan. Yang paling menonjol dalam perayaannya adalah pelampiasan hasrat seksual yang membabi buta bahkan lebih hina dari binatang sekalipun. Dan ironisnya, karena budaya ini sekarang dijiplak oleh generasi pembebek umat muslim saat ini. Ditambah dengan bercokolnya ideology Kapitalisme-sekuler di negeri-negeri muslim di dunia, semakin memperburuk kondisi kaum muslim, khususnya para remaja yang notabene sebagai generasi penerus perjuangan agama ini. Sistem kapitalis yang segalanya berlandaskan modal (uang) sehingga terciptalah generasi yang hedonis, suka hura-hura. Dilengkapi dengan aqidah sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan maka semakin jauhlah umat dari Islam karena berbagai lini kehidupan pun diatur dengan aturan buatan manusia seperti Demokrasi; sementara hukum Allah, Syariat Islam dicampakkan. Belum lagi, disuntikkannya virus-virus Liberal yang serba permisif tanpa batasan halal-haram ke tubuh umat. Mulai dari pergaulan bebas, gaya hidup permisif (serba boleh), penyaluran ghorizah nau (naluri melestarikan jenis/ketertarikan pada lawan jenis) yang kebablasan, hingga rusaknya garis keturunan oleh perilaku bejat LGBT (Lesbian, Gay/ Homoseks, Biseks, Transgender). Maka jangan heran jika kemudian peyakit-penyakit menjijikkan pun bermunculan yang penyebarannya menjamur dimana-mana. Hal ini tidak lepas dari agenda kaum kafir Barat yang memang misi utamanya seperti yang pernah dikemukakan Samuel Zweimer dalam konferensi gereja di Quds, Palestina (1935) yang mengatakan : “Misi utama kita bukan menghancurkan kaum Muslim. Sebagai seorang kristen tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah, generasi malas yang hanya mengejar kepuasan hawa nafsu”. Naudzubillahi min dzaalik.

Dengan pemaparan di atas maka jelaslah sebenarnya seperti apa wajah “Valentine’s Day”. Ternyata, ia merupakan salah satu sarana kafir untuk menghancurkan Islam, khususnya generasinya. Menanggapi hal tersebut, kita sebagai generasi muslim yang intelek tak sepantasnya hanya bersikap apatis (acuh) atau malah turut melanggenggkan penjajahan budaya dan pemikiran tersebut. Saatnya membebaskan mindset berpikir kita dari racun virus-virus Barat tersebut dan menggantinya dengan qaidah fikriyah(landasan berpikir) dan qiyadah fikriyah (kepemimpinan berpikir) Islam. Dimana dalam Islam terdapat aturan-aturan yang sempurna dalam seluruh bidang kehidupan yang terbalut dalam Syariah Islam. Termasuk bidang Pergaulan pria wanita yang memiliki batas-batas tertentu dan penyaluran naluri menyukai lawan jenis sesuai pada tempatnya. Namun, semuanya itu tidak akan dapat diterapkan tanpa adanya institusi Negara yang menaunginya yaitu Daulah Khilafah islamiyah. Oleh karenanya, saatnya merapatkan barisan untuk mengembalikan kemuliaan hidup dalam Islam sehingga rahmat kasih sayang Islam pun dapat merata bagi seluruh alam.

Allah telah berfirman yang artinya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (TQS Al-Baqaroh: 120). Wallahu a’lam. (3SB)

Readmore.....