Laman

Sabtu, 22 Januari 2011

PEREMPUAN DAN FEMINISME


Berbicara tentang perempuan memang hal yang sangat menarik, bagaimana tidak ? perempuan merupakan salah satu ciptaan Allah yang paling indah, tatapan mata yang penuh dengan keteduhan ,tutur kata yang lembut, pendidik utama bagi anak, serta pemilik tangan lembut yang penuh ketangguhan dalam mengurus rumah tangga, wanita sholehah yang senantiasa menjaga keluarganya. Namun hal tersebut oleh kaum feminis dianggap sebagai bentuk ketertindasan bagi kaum perempuan.

Karena itu untuk gagasan untuk menjaga perempuan dari keterpurukan, berbagai upayan kebangkitan dan seruan pembebasan perempuan terus di gencarkan oleh akum feminis namun keterpurukan belum juga beranjak, kemiskinan, kekerasan, diskriminasi dan persoalan-persoalan lain yang selama ini diklaim sebagai persoalan perempuan tetap saja lekat dalam kehidupan kaum perempuan. Bahkan umat Islam secara keseluruhan. Yang memprihatinkan adalah masyarakat memberikan kepercayaan penuh kepada gagasan feminisme sebagai solusi terhadap semua permasalahannya, maka tidak aneh jika akhir-akhir ini pemberdayaan perempuan menjadi topik utama dalam berbagai media, begitupun dalam obrolan santai, seminar maupun konferensi………….

Katanya Barat Memajukan Perempuan ???

Berbagai macam dalih yang dikeluarkan oleh kaum feminis untuk memajukan kaum perempuan, kata mereka perempuan harus mampu mandiri ; berdiri tegak diatas kakinya sendiri ; bebas menentukan sikap dan hidupnya apapun kondisi yang dihadapi perempuan harus kuat secara keilmuan, secara materil dan tentunnya secara spiritual . Mereka menganggap bahwa penderitaan yang dialami kaum perempuan selama ini dikarenakan pemberlakuan tatanan kehidupan patriarkis yang sebagian besarnya merugikan kaum perempuan dan menjadikan kaum perempuan tidak berdaya.

Namun sesungguhnya inti dari gerakan feminisme adalah pemberontakan terhadap tatanan masyarakat yang ada, termasuk ide-ide teologis (agama) dan institusi sosial kultural yang sering dituduh sebagai pangkal dari ketidakadilan sistemik perempuan. Kalangan feminisme meyakini bahwa libralisme/pembebasan perempuan merupakan pondasi untuk mencapai kemajuan, mereka bebas bekerja di bidang apapun yang mereka inginkan, berbuat apapun yang disukai, tanpa harus takut dengan konsep kodratnya sebagai wanita. Karena itu harus dicermati apakah gerakan pembebasan/liberalisasi perempuan ini betul-betul memajukan perempuan atau malah menjadikan perempuan semakin terpuruk ???

Dengan melihat kondisi perempuan saat ini, tampak jelas bahwa kemajuan yang digembor-gemborkan Barat ternyata harus dibayar mahal oleh kaum perempuan sendiri, karena dengan atau tanpa sadar liberalisasi perempuan telah menggiring para pengusung dan pengikutnya kedalam jurang yang sangat dalam. Perempuan saat ini mejadi obyek pornografi dan pornoaksi, memamerkan aurat dan kecantikannya demi mendapatkan uang agar dianggap perempuan maju, sulit lagi ditemui dirumahnya, tak lagi peduli dengan suami, anak dan segala kewajibannya dirumah, mereka lebih mudah di temui di kantor-kantor, di kursi pemerintahan dan tempat-tempat lainnya yang seharunya ditempati oleh seorang laki-laki, Bahkan parahnya saat ini perempuan menjadi salah satu alat komoditi, tengok saja iklan-iklan yang ada di media massa , menampilkan perempuan sebagai alat untuk menarik pembeli bahkan yang tidak ada hubungannya dengan perempaun sekalipun berusaha untuk di hubung -hubungkan. Fakta ini menunjukan semakin jauhnya perempuan dari kodratnya sebagai seorang wanita ummu warabbatul bait. Sebaliknya seorang Muslimah yang menutup auratnya dengan memakai kerudung dan jilbab dianggap mundur karena dianggap mengekang perempuan.

Belum lagi meningkatnya angka perceraian karena runtuhnya struktur keluarga yang mengakibatkan kian rancunya relasi dan pembagian peran diantara laki-laki dan perempuan. Kemudian merebaknya kasus free sex, penelantaran anak, meningkatnya kasus aborsi, dilema wanita karir, eksploitasi perempuan, pelecehan perempuan, anak-anak bermasalah dan lain-lain yang ditengarai kuat disebabkan isu kebebasan perempuan ini.

Dengan mencermati fakta-fakta tersebut, jelas bahwa liberalisasi perempuan hanyalah jargong kosong yang tidak layak lagi diemban apalagi diperjuangkan. Sebab ide ini berangkat dari landasan yang salah, yakni sekularisme yang menafikan peran Pencipta alam, Allah SWT dalam peraturan kehidupan, Liberalisme juga berangkat dari asumsi-asumsi yang salah tidak sesuai dengan realita tatkala memandang permasalahan-permasalahan yang muncul dalam kehidupan, ide-idenya juga berbahaya karena akan menjauhkan umat dari kemuliaan hidup yang secara pasti hanya akan diperoleh Islam diterapkan dalam kehidupan secara sempurna dan utuh.

Islam adalah Solusi !!

Oleh karena itu saatnya umat mempertimbangkan kembali keberpihakan mereka terhadap gagasan batil ini saatnya umat Islam membuang sistem kapitalis yang merusak ini. Kemudian menggantinya dengan sebuah sistem yang jelas-jelas sejak awal telah memuliakan dan mensejahterakan perempuan dimanapun posisi mereka. Itulah sistem Islam, karena Islam adalah agama yang sempurna yang diciptakan oleh Zat yang Maha Pencipta dan Maha Pengatur, yaitu Allah SWT. Allah telah memberikan peraturan yang disampaikan melalui Rasul-Nya terkait dengan perempuan. Aturan tersebut tentu tidak akan pernah mengekang perempuan. Bahkan akan menjadi solusi bagi seluruh persoalan manusia secara keseluruhan termasuk permaslahan perempuan.

Islam pun memiliki cara yang khas untuk memajukan umat secara keseluruhan, yaitu dengan meningkatkan taraf berpikir mereka dengan ideologi Islam. Dengan cara ini, mereka akan memiliki landasan pemikiran yang menjadi tolok ukur bagi seluruh bentuk pemikiran yang menjadi dasar terbentuknya pemikiran pemikiran-pemikiran yang lain untuk memecahkan problemnya. Sekaligus merupakan tuntunan berpikir yang menuntun manusia dalam menghadapi peroblema tersebut, setiap saat dengan pemecahan yang benar. Dengan begitu, umat akan mampu bangkit menjadi pionir peradaban sebagaimana yang pernah terbukti pada masa lalu. Saat itu Islam dijadikan sebagai landasan kehidupan umat dan syariahnya diterapkan.

Oleh karena itu jangan pernah merasa takut dan ragu terhadap penerapan Syariat Islam Secara kaffah karena itu akan menjadi penjamin kesejahtraan manusia dan sebaik-baik aturan yang ada. Dan yang terpenting jangan sampai kita termasuk penghalang bagi tegaknya Agama yang Mulia ini……………………….!!!!

Dari : Ukhty Cahaya Revolusi (Aktivis UKM LDK LDM UMI)

Readmore.....

Kamis, 20 Januari 2011

Betapa Semakin Utopianya Cita-Cita Bangsa Indonesia

Betapa semakin jauhnya cita-cita menegakkan pemerintah yang bersih alias ‘good governance’ di Indonesia. Keinginan memberantas korupsi hanya menjadi sebuah otupia. Seperti angan-angan yang kosong. Menegakkan benang basah. Seperti tidak mungkin bisa diwujudkan. Karena negara telah dikalahkan oleh koruptor.

Data yang disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Gumawan Fauzi, tentang banyak pejabat setingkat gubernur, bupati dan walikota, yang menjadi tersangka tindak kejahatan korupsi. Data yang disampaikannya sungguh sangat mengkawatirkan bagi masa depan kehidupan bangsa ini. Data-data itu justrus akan terus bertambah, bukan semakin berkurang dari pejabat daerah yang melakukan korupsi.

Betapa semakin jauhnya cita-cita menegakkan pemerintah yang bersih alias ‘good governance’ di Indonesia. Keinginan memberantas korupsi hanya menjadi sebuah otupia. Seperti angan-angan yang kosong. Menegakkan benang basah. Seperti tidak mungkin bisa diwujudkan. Karena negara telah dikalahkan oleh koruptor.

Data yang disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Gumawan Fauzi, tentang banyak pejabat setingkat gubernur, bupati dan walikota, yang menjadi tersangka tindak kejahatan korupsi. Data yang disampaikannya sungguh sangat mengkawatirkan bagi masa depan kehidupan bangsa ini. Data-data itu justrus akan terus bertambah, bukan semakin berkurang dari pejabat daerah yang melakukan korupsi.

Gumawan Fauzi menyampaikan adanya 155 pejabat – diantaranya 17 gubernur tersangkut kasus hukum, yang diduga melakukan melakukan tindak korupsi. Jika yang sudah menjadi tersangka itu 17 gubernur, itu berarti 50 persen dari 33 gubernur yang akan menghadapi pengadilan. Sungguh luar biasa. Jumlah pejabat setingkat gubernur yang jumlahnya mencapai 50 persen melakukan korupsi.

Jumlah dari 33 gubernur itu masih bisa bertambah. Karena, tidak ada jaminan yang tidak menjadi tersangka sekarang ini, besok tidak menjadi tersangka. Tidak ada jaminan yang sekarang ini belum terjamah oleh penyidik KPK, belum tentu nanti bersih dari tindakan korupsi. Kalau pemerintah dengan sungguh seperti yang diinstruksikan Presiden menggunakan pembuktian terbalik, masihkan diantara 33 gubernur itu, yang nantinya selama dari tindakan korupsi?

Padahal, sejak reformasi telah dibuat Tap MPR No XI/1998, yang mengamanahkan pemerintah membasmi tindak kriminal korupsi. Orde Reformasi dengan dasar kekuatan hukum berupa Tap MPR No XI/1998 itu, mestinya mempunyai kekuatan untuk memberantas dan menghilangkan praktek-praktek korup dikalangan pejabat. Sehingga lahir pemerintahan yang bersih, seperti yang dicita-citakan oleh para mahasiswa yang telah mengusung gerakan di tahun 1997, mengakhiri pemerintah Orde Baru yang sangat korup, yang dipimpin Soeharto.

Kenyataan betapa pahitnya reforamsi yang sudah berumur 13 tahun, dan sudah empat kali ganti pemerintah dan pemimpin nyatanya tak mampu mengakhiri praktik korupsi yang ada. Sebaliknya prakti-praktik korupsi semakin meluas. Mengapa demikian? Karena semua aparat penegak hukum terlibat dan melakukan praktik korupsi. Pejabat penegak hukum yang seharusnya memberantas korupsi, justru menjadi beking para koruptor.

Dalam memberikan keterangan kepada para wartawan, Menteri Dalam Negeri Gumawan Fauzi, pernah menanyakan kepada seorang pejabat gubernur, mengapa korupsi bisa terjadi dikalangan pejabat pemerintah daerah, seperti gubernur? Menurut Gumawan itu, pengakuan salah seorang gubernur , mengatakan biaya pemilihan untuk seorang calon gubernur menang, sangatlah mahal dibutuhkan dana Rp 100 miliar. Latar belakang inilah yang menyebabkan banyaknya gubernur yang sekarang tersandung kasus korupsi.

Ternyata sistem demokrasi tidak dapat mengantarkan bangsa Indonesia ke pula idaman, kehidupan yang adil, sejahtera, dan kedamaian. Tetapi, justru berbagai ketidak-adilan, pelanggaran hukum, dan bentuk bentuk kejahatan lainnya, yang sangat mengkawatirkan bagi masa depan bangsa.

Demokrasi yang derivatnya adalah partai politik, danpemilu, serta kekuasaan itu, hanyalah melahirkan ironi-ironi dan paradok-paradok dalam kehidupan. Sehingga, sesudah Indonesia dibawah rezim diktator yang despotik selama 30 tahun lebih, dan sekarang beralih ke sistem demokrasi tidak membuat kehidupan lebih baik.

Masa pemerintahan diktator kekuasaan ditegakkan dengan bedil dan kekerasan, yang penuh dengan kekejaman. Sekarang di era demokrasi kekuasaan ditegakkan dengan manipulasi, bujukan dan uang. Kekuasaan dan uang menjadi sebuah tuhan baru. Ingin berkuasa harus mempunyai uang, kemudian dengan kekuasaan itu bisa mendatangkan uang.

Ironinya banyak diantara tokoh yang mempunyai obsesi berkuasa dan mendapatkan kekuasaan, ujung dari kekuasaan itu menghempaskan ke dalam penjara. Sungguh sebuah ironi. Karena manusia sudah menuhankan uang. Uang menggantikan tuhan, dan menjadi sesembahan manusia. Itulah episode sebuah kekuasaan. Kekuasan justru tidak menciptakan kebaikan dan kebahagian bagi kehdipan manusia. Wallahu’alam.

Readmore.....

Selasa, 18 Januari 2011

Stigmatisasi dan Penyesatan dalam Film “KHALIFAH”


Apapun dalih yang menjadi latar belakang pembuatan film “Khalifah” yang dimaksudkan sebagai film layar lebar pertama di awal 2011, ada beberapa hal yang harus diwaspadai karena akan memunculkan bias persepsi masyarakat.

Film yang dirilis tanggal 1 Januari 2011 ini berjudul Khalifah. Diambil dari nama tokoh perempuan dalam film. Suaminya digambarkan sebagai seorang muslim radikal. Yang mewajibkan istrinya untuk mengenakan jilbab dan cadar. Tokoh perempuan dalam film ini digambarkan selain menerima kekerasan dari suaminya, juga mendapat tekanan dari masyarakat serta polisi karena dengan cadarnya ia dipandang sebagai bagian dari jaringan teroris.

Film besutan Nurman Hakim, yang katanya jebolan pesantren ini, nyatanya tidak sekedar membawa pesan tentang cinta dan pengabdian seorang perempuan kepada suaminya.

Pertama, penggunaan judul Khalifah sendiri telah memiliki pesan tersendiri. Sang sutradara mengakui bahwa, ia pernah ke Timur Tengah serta menemukan bahwa di Timur Tengah seorang perempuan tidak boleh memiliki nama khalifah. Bahkan seorang TKW asal Indonesia yang bernama khalifah terpaksa harus mengganti namanya. Pemilihan nama khalifah dalam film ini adalah menjadi bagian dari opini feminisme tentang kesetaraan hak pria-wanita, termasuk dalam hal nama. Tidak ada salahnya perempuan menggunakan nama khalifah. Barangkali akan lebih tepat untuk disampaikan kepada sutradara sekaligus penulis skenarionya (Nurman Hakim sendiri), bahwa mengapa tidak menuntut agar laki-laki menggunakan nama Hindun. Pemahaman secara bahasa arab sendiri yang menunjukkan bahwa khalifah merujuk pada sosok laki-laki, sama saja dengan hindun yang merujuk pada sosok perempuan.

Kedua, adalah upaya menyesatkan kata “khalifah” yang selama ini difahami dalam khazanah ilmu Islam sebagai imaratul muslimin atau kepemimpinan kaum muslimin, dengan laki-laki sebagai salah satu syarat pemilihannya. Kaum muslimin yang awam dengan istilah khalifah, karena telah lama kehilangan fakta dan gambaran tentang kepemimpinan kaum muslimin ini, akan lebih familiar dengan sosok “khalifah” yang diperankan oleh Marsha Timothy. Adapun Marsha Timothy, yang dalam film menampilkan sosok seorang muslimah “baik-baik” yang mengenakan jilbab dan cadar, dalam kehidupan aslinya jauh dari representasi seorang perempuan Islam sama sekali. Sehingga jilbab dan cadar yang ditampilkan dalam film, lebih terlihat untuk sekedar mengolok-olok Islam.

Ketiga stigmatisasi jilbab dan cadar yang lebih kepada pemahaman kaum muslim radikal (yang sering diidentikkan dengan ideologi teroris). Bahwa jilbab dan cadar adalah simbol kesadaran ketaatan kepada hukum-hukum syara’ sebagai seorang muslimah, barangkali jauh dari pesan film ini.

Keempat, pemetaan Islam menjadi radikal dan moderat itu sendiri, sebenarnya menjadi pesan terpenting dalam film ini. Islam yang ramah, Islam yang nyaman, Islam yang tidak menyiksa perempuan, Islam yang memberi kebebasan untuk mengenakan jilbab atau melepasnya, adalah Islam yang diinginkan oleh pembuat pesan. Dan Islam yang seperti itu, bukanlah Islam radikal. Maka jadilah Islam yang moderat, yang mampu berdampingan dengan siapa saja di alam demokrasi.

Islam radikal adalah Islam yang terlalu fanatik karena terikat dengan literal nash-nash al Qur’an dan Hadits. Jadilah Islam yang moderat, yang kontekstual, yang mampu menerjemahkan pesan-pesan keagamaan dalam sistem demokrasi sekuler.

Opini menyesatkan memang bisa hadir dalam penampilan ramah dan seolah-olah bijak. Sebagaimana sosok iblis laknatullah alaih, ketika merayu dan menggoda Adam dan Hawa untuk melanggar larangan Allah SWT, yakni mendekati pohon dan memakan buah terlarang (QS al Baqarah: 36)

Opini menyesatkan hadir di abad ini, dalam pentas-pentas seni, karya-karya budaya, diskusi-diskusi berlabel cendekia. Film “khalifah” adalah bentuk stigmatisasi negatif Islam sekaligus pesan menyesatkan di awal tahun 2011 ini. Maka, waspadalah! [lm/mediaislamnet/syabab.com]

Readmore.....

Senin, 17 Januari 2011

Belajar Dari Jatuhnya Diktator Tunisia


Adakah kejatuhan Presiden Tunisia, El Abidine Ben Ali, yang sudah berkuasa lebih dari 23 tahun itu, berdampak terhadap rejim-rejim diktator di Timur Tengah? El Abidine sekarang di bawah perlindungan pemerintah Kerajaan Arab Saudi, dan berada di Jeddah.

El Abidin harus meninggalkan Tunisia di malam hari, dan pergi meninggalkan Tunisia menuju Arab Saudi. Meminta suaka politik. Sebelumnya El Abidin berusaha meminta suaka kepada pemerintah Perancis, yang pernah menjajah negeri di Afrika Utara, tetapi penguasa Perancis membeirkan perlindungan, lalu menuju Arab Saudi.


Rata-rata penguasa yang diktator yang korup dan despotis hanyalah mengandalkan kekuatan militer, polisi dan aparat intelijen, yang menjaga dan melindunginya. Ini sudah menjadi sebuah aksiomatik, yang bersifat mutlak, di manapun rejim yang diktator, otokratis, dan despotik, hanya mengandalkan dukungan aparat militer, polisi dan intelijen. Karena hanya dengan cara kekerasan yang menggunakan bedil, penguasa itu dapat bertahan hidup di singgasana kekuasaannya.

El Abidin mulai berkuasa Nopember 1987, sesudah berhasil menggulingkan penguasa sekuler sebelumnya, Habib Bourguiba, yang berkuasa sejak Tunisia mendapatkan kemerdekaan dari Perancis. Penggulingan terhadap Bourgouiba itu tanpa darah. Bourguiba digulingkan oleh El Abidin yang pernah menjadi Dubes Tunisia di Rusia itu, November 7, 1987. Maka, sejak El Abidin berkuasa dan mengambil alih kekuasaan, mulai mengubah kebijakannya, yang lebih pro Barat, dan mendapatkan dukungan IMF.

Umumnya, para diktator yang berkuasa, selalu menciptakan sistem oligarki, yang terdiri sejumlah elite sipil dan militer yang berkuasa, dan menjadi pilar kekuaasaannya. Maka pemerintahan El Abidin ini, hanya dikendalikan sejumlah elite politik yang berada di sekeliling kekuasaan El-Abidin. Selanjutnya, El-Abidin membentuk kroni-kroni yang menguasai ekonomi dan industri Tunisia, yang terdiri dari sanak familinya, yang menguasai asset dan sumber alam Tunisia. Mereka terus membangun 'kerajaan' di Tunisia, dan menjadi orang-orang yang sangat kaya, di tengah-tengah kemelaratan rakyatnya yang massif.

Menghadapi kekecewaannya rakyatnya dengan cara yang sangat keras, menggunakan senjata, dan menghancurkan kekuatan oposisi dengan menghancurkan mereka, menangkap, menahan, dan bahkan tidak sedikit mereka yang dibunuh. Para penentang El Abidin, tak lain, para aktivis Islam, yang sangat menentang rejim diktator, yang otokratis, serta despotis, yang menyengsarakan rakyat. Perlawanan itu berlanjut, dari waktu ke waktu.

El Abidin sangat repressif dengan menggunakan aparat intelijen yang terus mematai-matai kehidupan rakyatnya dengan menyebar ketakutan yang luar biasa. Maka, hakekatanya El Abidin menjadi penjaga kepentingan Barat yang sekuler untuk menghadapi kelompok Islamis yang dipandang sangat berbaahaya bagi kepentingan Barat, di kawasan itu.

Tetapi, kehidupan rakyat semakin memburuk, kemiskinan semakin luas, harga-harga kebutuhan pokok semakin meningkat, pengangguran bertambah banyak, khususnya kaum muda, sementara itu asset negara terus menumpuk disekitar kroni-kroni El Abidin, yang tak lagi menyisakan bagi kepentingan rakyat. Rakyat benar-benar terkecik dengan segala kebijakan dan penguasaan yang dilakukan oleh rejim El Abidin.

El Abidin yang terpilih tahun 2009, sebagai Presiden Tunisia, untuk masa lima tahun mendatang, sekarang dia harus menyingkir ke Arab untuk mendapatkan suaka politik. Negeri yang pernah menjadi 'tuannya', dan menjajah puluhan tahun, seperti Perancis, tak memberikan jaminan suaka bagi diktator itu.

Tunisia sekarang penuh dengan kekacauan dan kegalauan, seluruh asset yang menjadi El Abidin di jarah, dirampok, dan dibakar oleh rakyatnya. Orang-orang dekatnya ikut melarikan diri meninggalkan Tunisia, mencari perlindngan politik.

Kelompok-kelompok pendukungnya militer, polisi, aparat intelijen mencari patron baru, siapa yang berkuasa di Tunisia? Tetapi, mereka sudah tidak lagi memiliki kemampuan menghadapi amarah rakyat, yang sudah dendam, akibat perlakuan El Abidin selama dia berkuasa.

Rakyat di Timur Tengah yang dikuasai para rejim diktator bersuka-ria dengan jatuhnya El Abidin dari Tunisia. Mereka menginginkan rejim-rejim diktator di Timur Tengah akan mengalami nasib seperti El Abidin. Karena mereka adalah para penguasa yang sangat jahat dan tamak, yang tidak segan-segan menghancurkan rakyatnya sendiri dengan berbagai kekerasan yang sifatnya biadab.

Penangkapan, penahanan, dan pembunuhan sudah lazim berlangsung di Tunisia, khususnya terhadap para aktivis Islam, yang dianggap mengancam kedudukannya. Tak sedikit para aktivis Islam, yang meminta suaka diluar negeri. Karena kekejaman yang dilkakukan oleh El Abidin.

Sekarang penjahat yang sudah melakukan kejahatan terhadap rakyatnya itu harus hidup di pengasingan Arab Saudi. Inilah akhir yang dihadapi para penguasa yang sangat dzalim dan jahat. Wallahu'alam.

Readmore.....

Jangan Berteman dan Menjadikan Mereka Pemimpin


Allah Azza Wa Jalla telah memberikan perintah dan kewajiban yang harus dijalankan bagi setiap mukmin. Setiap mukmin harus ridho dengan segala perintahNya. Ini merupakan bukti dan pengakuan keimanan kepada-Nya. Bukan penolakan dan pembangkangan. Semuanya telah dibuktikan oleh para Rasul dan Anbiya’ (Nabi), yang telah menjalankan misinya di muka bumi ini. Apa misi yang diemban oleh para Rasul dan Anbiya’ itu?

Firman Allah dalam al-Qur’an :

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), 'Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thagut itu,' maka diantara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula diantaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalan kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan rasul-rasul.” (QS. An-Nahl [16] : 36).



Ayat diatas menjelaskan misi yang dipikul oleh setiap utusan Allah Azza Wa Jalla, yaitu para Rasul dan Anbiya’, yaitu mengarahkan dan mengajak seluruh umat manusia di muka bumi, agar mereka hanya menyembah kepada Allah semata. Tidak menyembah selain Allah. Tidak ada yang berhak disembah dan diibadahi di muka bumi, selain Allah, yang maha kekal, yang menciptakan langit dan bumi berserta isinya, serta yang menghidupkan dan mematikan, dan yang memberi rezeki.

Seperti dikatakan oleh Ibn Taimiyah, bila seseorang tidak menyembah kepada Allah, pasti manusia akan menyembah selain Allah.

Seorang mukmin tidak mungkin menyembah kepada Allah, tetapi juga menyembah selain Allah. Seorang mukmin tidak mungkin mencintai Allah, tetapi juga mencintai selain Allah. Tidak mungkin mukmin yang meminta pertolongan kepada Allah, tetapi juga meminta pertolongan kepada selain Allah. Tidak mungkin seorang mukmin yang menyakini, bahwa hidup dan matinya berada di tangan Allah, tetapi juga tidak memiliki rasa tawakal akan kehidupannya.

Tentu, bukti seorang mukmin yang imannya amiiq (dalam), tercermin pada sikapnya terhadap thagut. Seperti yang sudah pernah diperlihatkan oleh para Rasul dan Anbiya’. Allah Azza Wa Jalla di dalam Al-Qur’anul Karim, bahwa misi para Rasul dan Anbiya’, hanya dua, mengajak seluruh umat manusia di muka bumi untuk beribadah hanya kepada Allah semata, dan menjauhi thagut.

Relasi iman seorang mukmin harus dibutkikan dalam bentuk sikap al wala’ wa al bara’nya. Terhadap siapa memberikan wala’nya (loyalitasnya), dan terhadap siapa menunjukkan sikap baraknya (pernolakan/permusuhannya). Mukmin yang memiliki iman yang amiiq, pasti hanya akan memberikan wala’nya kepada Allah, Rasul, dan orang-orang mukmin. Tidak mungkin seorang mukmin memberikan wala’nya kepada musuh-musuh Allah, dan orang-orang yang telah terang-terangan memusuhi Allah, dan orang-orang mukmin. Tidak mungkin orang-orang mukmin memberikan wala’nya kepda orang-orang kafir yang terang-terangan memusuhi dan memerangani orang mukmin dan muslim.

Seorang mukmin yang haqqon (benar) tidak akan pernah selama-lamanya memberikan wala’nya kepada orang-orang yang memusuhi Allah, Rasul dan orang mukmin, serta mereka akan membecinya. Seorang mukmin tidak akan pernah ridha dengan orang-orang kafir, yang tidak mau tunduk dan patuh dengan hukum Allah.

Tidak mungkin seorang mukmin ridho dan tidak memiliki bara’ (memusuhi ) terhadap apa yang disebut dengan thagut, setan yang selalu menolak perintah Allah Azza Wa Jalla. Konsekwensi keimanan seorang mukmin otomatis akan di dalam dadanya yang selalu tertanam dengan sangat kuat, yang tidak akan pernah mau berhubungan dan berkoalisi dengan ‘thagut’, karena sama halnya dengan menyatakan perang terhadap Allah Azza Wa Jalla.

Fenomena hari ini begitu banyak orang-orang 'mukmin' memberikan wala'nya kepada orang kafir musyrik, dan tidak bersikap bara' terhadap mereka. Orang-orang 'mukmin' bisa berdampingan dan berjabat tangan dengan orang-orang kafir musyrik yang terang-terangan mengobarkan peperangan dan permusuhan terhadap orang-orang mukmin. Padahal, Allah Azza Wa Jalla, sejatinya telah melarang mereka, berteman, dan menjadikan mereka sebagai pemimpin.

Allah Rabbul Alamin berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambi orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu), sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka esungguhnya itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tiak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. al-Maidah [5] : 51).

Ayat diatas sebuah diktum yang diberikan oleh Allah Azza Wa Jalla bagi orang-orang mukmin, yang merupakan ketentuan yang sifatnya pasti dan mutlak. Tidak ada keraguan lagi. Ayat ini harus menjadi ‘mabda’ (prinsip dasar), ketika menghadapi Yahudi-Nasrani.

Yahudi-Nasrani, satu ideologi, satu millah, keduanya bertujuan menghancurkan orang-orang mukmin. Koalisi Yahudi-Nasrani merupakan sumber segala bentuk kejahatan di muka bumi ini. Karena kesesatan mereka. Karena mereka tidak senang melihat orang-orang mukmin, yang selalu ridha dengan Rabbnya, dan beribadah kepada-Nya.

Yahudi-Nasrani , satu sama lainnya sebagai penolong, dan mereka bersatu padu menghadapi orang-orang mukmin. Mereka akan terus melakukan makar terhadap orang-orang mukmin, sampai hari kiamat.

Allah dengan tegas melarang orang-orang mukmin berwala’ (memberikan loyalitasnya) kepada Yahudi-Nasrani, yang merupakan musuh-musuh Allah, Rasul dan orang-orang mukmin. Kejahatan mereka sudah sangat jelas, membuat kehancuran di muka bumi, dan mereka tidak henti-hentinya memerangi orang-orang mukmin. Seperti yang sekarang terjadi di bumi Palestina, Iraq, Afghanistan, Chechnya, Sudan, Somalia, dan dibumi orang-orang mukmin lainnya.

Meminta pertolongan dan perlindungan kepada orang-orang kafir, Yahudi-Nasrani hanyalah akan menimbulkan musibah dan kebinasaan, seperti yang dialami para pemimin negeri-negeri muslim, yang sekarang menjadikan musuh-musuh Allah, Rasul, dan orang-orang mukmin, sebabagi penolong mereka. Karena itu, sekarang negeri-negeri muslim terjajah dan dikuasai, dan dihinakan hidupnya, karena mereka menyerahkan wala’nya kepada musuh-musuh Allah Rabbul Alamin, yaitu Yahudi-Nasrani

Allah Azza Wa Jalla menyerukan kepada orang–orang mukmin agar hanya meminta pertolongan kepada-Nya, dan orang beriman. Tidak kepada selain-Nya. Inilah jalan yang telah dberikan oleh Allah, para Rasul, dan Anbiya’. Kita harus mengikuti jalan-jalan yang haq itu. Allah Rabbul Alamin berfirman :

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ

“Sesunguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman, yang mendirikan shalat, dan menunaikan zakat seraya mereka tundauk (kepada Allah).” (QS. Al-Maidah [5] : 55)

Semoga perjalanan panjang dalam kehidupan ini, memberikan pelajaran berharga kepada orang-orang mukmin agar tidak menjadikan Yahudi-Nasrani serta musuh-musuh Allah sebagai pemimpin mereka. Wallahu’alam.


http://www.eramuslim.com/nasihat-ulama/jangan-berteman-dan-menjadikan-mereka-pemimpin.htm

Readmore.....

Kamis, 13 Januari 2011

UPGREADING LDK LDM UMI



Setelah sebelumnya sukses melaksanakan MUKTAMAR KE-XV pada hari sabtu-ahad, 1 dan 2 Januari 2011. LDK LDM UMI mengawali periode kepengurusan baru ini dengan kembali mengadakan suatu kegiatan perdana yaitu UPGREADING yang berlangsung selama 2 hari pula yaitu dari hari sabtu-ahad tanggal 8 dan 9 Januari. Kegiatan ini dikhususkan bagi pengurus LDK LDM dengan tujuan memperkenalkan dasar-dasar organisasi. Hari pertama kegiatan diawali dengan materi dari Kanda Alex (SC UKM LDK LDM) tentang keorganisasian. Materi ini sangat memberi pengetahuan yang lebih kepada kader-kader LDK LDM UMI tentang organisasi,struktur organisasi,kesekretaritan, tugas-tugas masing-masing anggota mulai dari ketua umum,sekretaris, dan masing-masing koord. departemen. Kemudian materi selanjutnya di bawahkan oleh kanda Zul (mantan ketua LDK LDM UMI) tentang manajemen kepanitiaan.
Materi ini memberikan pengalaman baru kepada kader-kader baru yang baru bergabung bersama LDK LDM UMI. Yang tadinya tidak atau kurang memahami bagaimana memanage suatu kegiatan dengan kepanitiaan yang terstruktur kini menjadi bekal baru dalam melaksanakan agenda kegiatan-kegiatan berikutnya. Dan yang lebih menarik lagi dalam materi ini disisipkan langsung dengan simulasi. Yaitu dengan membagi kelompok yang kemudian diberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk membuat rencana kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan. Dengan simulasi ini lebih menambah pemahaman para peserta. Materi kedua telah usai bertepatan kumandang adzan dzuhur. Sebagai LEMBAGA DAKWA KAMPUS IDEOLOGIS maka seluruh peserta segerah bergegas ke masjid guna melaksanakan salah satu kewajiban kepada Allah SWT.

Dzuhur telah selesai, sebelumnya para peserta terlebih dahulu mengisi “bahan” bakar sebab materi selanjutnya menanti hingga pukul 16.00 wita. Materi selanjutnya adalah BUILDING TEAM yang dibawakan oleh kanda Sabran (Mantan Ketua LDK LDM UMI) sekaligus sebagai Motivator kami. Beliau begitu luar biasa membawakan materi yang begitu menginspirasi dan membangkitkan semangat para peserta. Selain itu materi ini bertujuan bagaimana membangun suatu team work yang kokoh. Kutipan yang dapat dipetik adalah “otak tidak pernah berasosiasi dengan kata-kata negatif”. Artinya ketika kata-kata negatif itu masuk ke dalam otak maka ia akan ditolak dan menimbulkan suatu sugesti untuk tidak melakukan apa yang ditarget. Luar biasa......

Untuk hari berikutnya Ahad, 9 januari 2011 tidak kalah menarik materi yang dibawakan. Yaitu materi kewirausahaan yang dibawakan oleh kanda Bahrul Ulum. Bagian yang paling menarik perhatian dari peserta adalah simulasi. Peserta diberi permainan usaha-usahaan dalam bentuk simulasi diamana dibaagi 4 kelompok yang terdiri dari 3 kelompok akhwat dan 1 kelompok ikhwan. Simulasi ini memberi pelajaran kepada seluruh peserta bagaimana mengelola suatu bisnis dengan baik sehingga menghasilkan keuntungan. Dalam konteks organisasi hal ini sangat bermanfaat sekali sebagai sumber kelangsungan dari oraganisasi tersebut. Materi kedua dan ketiga masing-masing dibawakan oleh kanda Ending (karyawan fajar) yang membawakan materi manajemen opini dan kanda Idil yang membawakan materi Manajemen dakwah.


Tunggu...dalam waktu dekat LDK LDM UMI akan mengadakan kegiatan DIALOG INTELEKTUAL MAHASISWA (DIM), yang akan menghadirkan elemen-elemen pergerakan yang berdiskusi secara intelektual tentang masalah kekinian dan solusi apa yang diberikan atas masalah tersebut. Peserta dari acara ini adalah mahasiswa UMI dan eksternal (wilayah makassar).

Galeri Upgreading UKM LDK LDM UMI 2011









Readmore.....

Senin, 03 Januari 2011

MUKHTAMAR KE-XV UKM LDK LDM UMI

UKM LDK LDM UMI baru-baru ini sabtu-ahad, 1-2 januari 2010 mengadakan Mukhtamar yang ke XV dengan tema “Revitalisasi Peranan LDK Menuju Kebangkitan Islam” yang diadakan di Gedung L FKM dengan peserta dari anggota yang tergolong dalam anggota tetap, anggota penuh, anggota simpatisan maupun anggota kehormatan serta para undangan baik ikhwan maupun akhwat dengan tujuan utama untuk meresavle kepemimpinan periode 2009/2010 yang lama keperiode 2010/2011 yang di adakan satu kali setiap peride kepemimpinan. Mukhtamar khususnya adalah sebagai cermin regenerasi kepemimpinan untuk memberi kesempatan kepada anggota yang lain dalam mengaktualisasikan pemahaman dan pengetahuannya yang didapat melalalui Halaqoh-halaqoh atau kajian-kajian lain sebagai bentuk awal pembelajaran dan pembianaan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang dakwah sebelum terjun ke dalam kelompok Masyarakat umum secara langsung. Dasar acuan Mukhtamar adalah AD ( Anggaran Dasar ) LDK LDM UMI BAB VII Kekuasaan Tertinggi, BAB VIII Mukhtamar dan Mukhtamar luar Biasa Pasal 16 ayat 1 dan 2, Pasal 17 ayat 1-5.

Hari pertama acara diwarnai dengan antusiasme peserta untuk menaggapi dan mengoreksi kinerja kepengurusan yang lama melalui laporan pertanggungjawaban yang langsung dibacakan oleh Jayadi (eks Ketum LDK). Sebagian besar bahkan hampir seluruh poin-poin yang dilaporkan mendapat sorotan keras dari peserta, hingga semua sorotan yang adapun tidak semuanya dapat ditanggapi oleh pengurus lama terutama pemapar LPJ, Jayadi. Dari awal peserta merasa kecewa karena melihat bahwa pengurus tidak siap untuk mengadakan muktamar. Hal ini dapat dilihat dari naskah LPJ yang tidak selayak LPJ sesungguhnya, bukan hanya itu, ada sisi lain yang justru terabaikan yaitu kehadiran pengurus lama. Pada saat itu ada beberapa pengurus inti yang tidak hadir, yang seharusnya pada saat yang sama bersama pengurus lain mempertanggungjawabkan kinerja mereka. Tidak ketinggalan pesertapun menyorotinya, namun hingga akhir pembacaan laporan pengurus yang ada hanya Ketum dan dua koordinator divisi. Meskipun sempat kecewa, peserta tetap menerima dengan bersyarat laporan pertanggungjawaban pengurus lama.

Hari berikutnya adalah pemilihan DPO dan Dewan Pengurs UKM LDK LDM UMI. Karena pertimbangan beberapa hal, acara dimundurkan dan untuk sementara diisi dengan brain storming. Setelah melihat bahwa semuanya sudah cukup maka acara pemilihan DPO dan dewan pengurus kembali dilanjutkan.

Untuk pemilihan DPO, terpilih Muhammad Sabran (FT 04), Saifullah (FE 04), Jayadi (FH 07) untuk Ikhwan serta dari akhwat, Reni Ibrahim (FK 04), Lysia Kusumawati (FK 05) dan Selvi Rahmawati S. (FF 07).Kemudian dilanjutkan dengan pemilihan dewan pengurus. Dari kedua nama yang terpilih sebagai calon ketua umum berdasarkan hasil seleksi pemilihan terhadap bakal calon, adalah Muhammad Ilham (FKM 08) dan Lukmianto (FK 08). Masing-masing yang terpilih sebagai calon mempunyai visi dan misi terhadap LDK LDM UMI kedepan Yaitu, M. Ilham dengan visi misi “Meningkatkan Progresifitas Para Anggota LDK LDM UMI” , Lukmianto dengan visi misi “Mempopulerkan LDK LDM UMI di Mata Mahasiswa maupun Masyarakat”. Setelah berlangsung penjajakan calon dari peserta dengan melemparkan berbagai pertanyaan untuk dijawab para calon, barulah di adakan pemilihan putaran kedua dengan hasil final Muhammad Ilham menang telak dengan perolehan suara 60% dari total suara 27 peserta pemilih.

Hasil akhir muktamar ini menetapkan DPO : Muhammad Sabran, Saifullah, Jayadi, Reni Ibrahim, Lysia Kusumawati dan Selvi Rahmawati S; Ketua Umum: Muhammad Ilham (FKM 08); menyusul pengurus lain yaitu, Sekum: Juli Pramono (FT 09); Koordinator Akhwat: Ria Mufira H. (FKM 09); Koord. Divisi Kaderisasi dan Pengembangan Jaringan: Surialang (FH 10); Koord. Divisi Media Informasi dan Pengembangan Opini: Rasid Andi (FIKOM 09); Koord. Divisi PPSDM: Rustam Efendi (FT 09); dan Koord. Divisi Kewirausahaan : Ilham H. Nasur (FKM 08).

Readmore.....