Laman

Rabu, 09 Februari 2011

VALENTINE’ S DAY : PENGHANCURAN GENERASI UMAT MUSLIM


Tinggal menghitung hari yakni sekitar 4 hari ke depan, sebuah hajatan besar-besaran akan dilakukan serempak penduduk bumi. Mulai dari ABG (Anak Baru Gede’), remaja, sampai orang tua pun kadang tak ingin ketinggalan ambil bagian dalam perayaan spesial ini. Tepatnya setiap tahunnya, jatuh pada tanggal 14 Februari. Sering dikatakan sebagai Hari Kasih Sayang atau bahasa gaulnya “Valentine’s Day”. Ada apa dengan hari ini? Mari kita simak fakta-fakta berikut.


Di kota-kota besar di Indonesia, para remaja putra dan putri, cewek-cowok, walaupun masih SMP sudah akrab dengan budaya ini, mereka biasanya melaksanakan perayaan ini dengan mengadakan lomba saling merayu antara lawan jenis, saling memberikan bunga, permen kepada pacarnya, mengadakan pesta musik tidak peduli terjadi percampuran pria dan wanita non-mahram, disertai dengan minuman keras, sampe ajang buka-bukaan baju, membuang-buang uang ortu seenak perutnya, bahkan acara ini dijadikan justifikasi para cowok dan cewek untuk mengekspresikan hawa nafsunya kepada lawan jenis, misalnya mencium pipi, memegang tangan, sampai melakukan adegan haram yang belum sepantasnya untuk mereka nikmati.

Di Kota Makassar pada tahun tahun 2006 yang lalu, salah satu media cetak di Makassar (Tribun Timur, 15/02/06) memuat berita headline, “Malam Valentine, Stock Kondom Dikota Makassar Habis !”. Media cetak lain, -Berita Kota UP memuat berita “Dari kelas Melati sampai Hotel Bintang Lima di kota Makassar sudah dibocking untuk malam valentine” (BK-UP, 13/02/06). Sementara itu, hasil investigasi yang dilakukan oleh BABUJU, salah satu Komunitas di Bima tahun 2009 lalu, permintaan alat kontrasepsi (Kondom) di sejumlah apotik kota Bima, naik sekitar 20 – 40 persen pada malam. Sedangkan hunian penginapan di kota Bima menyatakan yang chek in pada hari sabtu maupun malam minggu menunjukan angka kenaikan mencapai 10 persen dari hari biasa. Kemudian di Manado, 14 Februari 2010 lalu, sebanyak 1.827 pasangan tidak sah di sana dinikahkan massal oleh Pemerintah kota setempat.

Belum lagi dengan angka seks bebas yang semakin meroket tajam. Berdasarkan data penelitian terakhir pada 2005-2006, di kota-kota besar mulai dari Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, rata-rata 40-50 % remaja mengaku melakukan hubungan seks sebelum nikah. Dari berbagai pertanyaan penelitian yang diajukan kepada remaja, antara lain di mana mereka melakukan seks bebas ini, 85 % mengatakan melakukannya di rumah. Menurut data Badan dan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 2010, tercatat lebih dari setengah remaja telah melakukan hubungan layaknya suami istri. "Pada saat ini para remaja dihadapkan pada masalah besar yang berkaitan dengan penularan HIV dan AIDS, karena tiga permasalahan. Salah satunya yaitu meningkatnya seks pranikah 51 persen untuk kawasan Jabodetabek," Kata Kasubid Kesehatan Seksual BKKBN Wahyuni saat berbincang dengan okezone di kantornya, Senin (29/11/2010). Tahun 2011 sekarang? Tentunya lebih parah lagi.

Menilik budaya Valentine sendiri, dari sejarah kelahirannya sudah terlihat bahwa itu bukan berasal dari Islam. Apalagi perayaannya juga sangat sarat dengan pelanggaran hukum syara’. Bagaimana sejarah tradisi yang telah diwariskan turun-temurun ini?
Ada beberapa versi yang menjelaskan asal muasal perayaan Valentine’s. Namun intinya, perayaan Hari Kasih Sayang ini memiliki perpaduan sebuah tradisi yang bernuansa Kristiani dan Roma kuno. Menurut pandangan tradisi Roma Kuno, pertengahan bulan Februari dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan. Perayaan ini mulai tanggal 13 – 14 yang dipersembahkan untuk Dewi Cinta (Queen of Feverish Love): Juno Februata. Pada hari itu, para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis secara acak di dalam sebuah kotak. Gadis yang namanya ke luar harus menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk bersenang-senang dan menjadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya. Selanjutnya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk meminta perlindungan Dewa Lupercalia. Selama upacara ini, para lelaki muda melecut gadis-gadis dengan kulit binatang. Para perempuan itu berebutan untuk bisa mendapat lecutan karena anggapan jika mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik dan subur. Lupercalia ini dianggap sebagai dewa kesuburan, yang berkaki kambing dan berkepala kambing yang dianggap sebagai lambang kesuburan (reproduksi) atau lambang seks (lupercalia sangat mirip dengan lambang setan dalam yahudi yaitu manusia berkepala kambing). Nama lain Lupercalia adalah Dewa Pan (Namrudz) yang menikahi Dewi Aphrodite dan lahirlah anak rupawan yang dinamakan Eros (Cupid) dan dianggap sebagai dewa cinta yang selalu membawa panah cinta. Sementara itu, cupid diceritakan menggauli ibunya sendiri karena ibunya tertarik ketampanannya. Dari sinilah cikal bakal lahirnya perilaku iblis, incest (menggauli orang tua atau saudara kandung sendiri).

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara paganisme (berhala) ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I. Agar lebih dekat lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari.

Dari latar belakang sejarah yang telah disebutkan di atas maka tampak dengan jelaslah bagaimana fakta tentang “Valentine’s Day”. Budaya ini bukan saja berasal dari kaum kuffar, namun sarat dengan ritual-ritual para penyembah pagan. Yang paling menonjol dalam perayaannya adalah pelampiasan hasrat seksual yang membabi buta bahkan lebih hina dari binatang sekalipun. Dan ironisnya, karena budaya ini sekarang dijiplak oleh generasi pembebek umat muslim saat ini. Ditambah dengan bercokolnya ideology Kapitalisme-sekuler di negeri-negeri muslim di dunia, semakin memperburuk kondisi kaum muslim, khususnya para remaja yang notabene sebagai generasi penerus perjuangan agama ini. Sistem kapitalis yang segalanya berlandaskan modal (uang) sehingga terciptalah generasi yang hedonis, suka hura-hura. Dilengkapi dengan aqidah sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan maka semakin jauhlah umat dari Islam karena berbagai lini kehidupan pun diatur dengan aturan buatan manusia seperti Demokrasi; sementara hukum Allah, Syariat Islam dicampakkan. Belum lagi, disuntikkannya virus-virus Liberal yang serba permisif tanpa batasan halal-haram ke tubuh umat. Mulai dari pergaulan bebas, gaya hidup permisif (serba boleh), penyaluran ghorizah nau (naluri melestarikan jenis/ketertarikan pada lawan jenis) yang kebablasan, hingga rusaknya garis keturunan oleh perilaku bejat LGBT (Lesbian, Gay/ Homoseks, Biseks, Transgender). Maka jangan heran jika kemudian peyakit-penyakit menjijikkan pun bermunculan yang penyebarannya menjamur dimana-mana. Hal ini tidak lepas dari agenda kaum kafir Barat yang memang misi utamanya seperti yang pernah dikemukakan Samuel Zweimer dalam konferensi gereja di Quds, Palestina (1935) yang mengatakan : “Misi utama kita bukan menghancurkan kaum Muslim. Sebagai seorang kristen tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah, generasi malas yang hanya mengejar kepuasan hawa nafsu”. Naudzubillahi min dzaalik.

Dengan pemaparan di atas maka jelaslah sebenarnya seperti apa wajah “Valentine’s Day”. Ternyata, ia merupakan salah satu sarana kafir untuk menghancurkan Islam, khususnya generasinya. Menanggapi hal tersebut, kita sebagai generasi muslim yang intelek tak sepantasnya hanya bersikap apatis (acuh) atau malah turut melanggenggkan penjajahan budaya dan pemikiran tersebut. Saatnya membebaskan mindset berpikir kita dari racun virus-virus Barat tersebut dan menggantinya dengan qaidah fikriyah(landasan berpikir) dan qiyadah fikriyah (kepemimpinan berpikir) Islam. Dimana dalam Islam terdapat aturan-aturan yang sempurna dalam seluruh bidang kehidupan yang terbalut dalam Syariah Islam. Termasuk bidang Pergaulan pria wanita yang memiliki batas-batas tertentu dan penyaluran naluri menyukai lawan jenis sesuai pada tempatnya. Namun, semuanya itu tidak akan dapat diterapkan tanpa adanya institusi Negara yang menaunginya yaitu Daulah Khilafah islamiyah. Oleh karenanya, saatnya merapatkan barisan untuk mengembalikan kemuliaan hidup dalam Islam sehingga rahmat kasih sayang Islam pun dapat merata bagi seluruh alam.

Allah telah berfirman yang artinya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (TQS Al-Baqaroh: 120). Wallahu a’lam. (3SB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar