Laman

Selasa, 09 Maret 2010

LKMI 1 (Latihan Kepemimpinan Mahasiswa Islam Tingkat 1)

1. PENDAHULUAN
Secara struktural dan kultural, masa mahasiswa merupakan jenjang kehidupan manusia yang paling optimal dalam akselerasi kebangkitan masyarakat. peran sosial yang tercermin dalam kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan banyak dimiliki mahasiswa. pemikiran politik kritis mereka terhadap pemerintahan sangat didambahkan rakyat. di mata masyarakat umumnya, mereka adalah agen perubahan (agent of change) tatkala masyarakat terkungkung oleh tirani kezaliman dan kebodohan. mereka juga motor penggerak kemajuan ketika masyarakat melakukan proses perubahan. tongkat estafet peralihan suatu peradaban berbasis kultur ideologi dan moral terletak di pundak mereka. baik buruknya nasib rakyat kelak, bergantung pada kondisi mahasiswa sekarang ini.

seorang mahasiswa harus mengerahkan potensinya untuk menyokong dan mempropagandakan nilai-nilai kebaikan. mahasiswa tentunya akan berada di garis terdepan untuk membela, memperjuangkan, dan menyeruhkan penerapan syariah islam. seorang mahasiswa tidak layak hanya berpangku tangan dan bermalas-malasan di tengah kemunduran dan kemerosostan yang sangat memprihatinkan ini. seorang mahasiswa jangan sampai menjadi penghalang kemajuan bangsa dan perjuangan menuju kebangkitan Indonesia.

2. TUJUAN
Adapun tujaun dari kegiatan ini adalah:
a. Mencetak mahasiswa yang berkepribadian Islami.
b. Mnejadikan Mind Set pergerakan mahasiswa dengan landasan Ideologi Islam.
c. Membangun pencitraan mahasiswa yang siap membela dan menjaga Islam.

3. TEMA dan PELAKSANA
Tema yang diangat dalam kegiatan ini adalah "Rekonstruksi Kepemimpinan Mahasiswa Islam Yang Kuat Dan Amanah Menuju Tegaknya Institusi Peradaban Islam". Dan sebagai pelaksana dari kegiatan ini adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus Liga Dakwah Mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UKM LDK_LDM UMI)

4. WAKTU dan TEMPAT PELAKSANAAN
Acara Latihan Kepemimpinan Mahasiswa Islam Tingkat 1 ini insyah Allah akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Jum'at-Ahad/19-21
Waktu : Pukul 08.00-Selesai
Tempat : Benteng Somba Opu

Adapun investasi yang ditawarkan dalam kegiatan ini adalah Rp 15.000. insyah Allah investasi yang Anda tanamkan untuk duniah dan akhirat serta fasilitas yang akan Anda terima sebanding yaitu sertifikat,snack, dan ilmu tentunya. untuk daftar segerah karena peserta terbatas hanya sampai dengan 60 peserta.

5. Penutup
Demikian gambaran umum dari acara ini kami sampaikan semoga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. peran dan partisipasi dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi suksesnya acara ini dan demi terwujudnya tatanan dunia yang sehat. semoga kita semua selalu dalam ridho Allah SWT. Amin...

*catatan:
=> untuk ikhwan (laki-laki) berangkat hari jum'at jam 15.30. kumpul di masjid besar kampus II UMI.

=> untuk akhwat (perempuan) berangkat hari sabtu pagi jam 07.00. Kumpul di masjid besar kampus II UMI.

=> Peserta diharapkan membawa perlengkapan mandi, sholat,olahraga, dan lain-lain yang dianggap perlu.

=>CP: ikhwan (085239670039)
akhwat (085255665776)

Readmore.....

Senin, 08 Februari 2010

Pengemban Dakwah

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” [An-Nahl: 125]


Dakwah sebagaimana kita ketahui adalah mengajak manusia kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik, sehingga mad’u (orang yang diseru) meninggalkan taghut dan beriman hanya kepada Allah yang Maha Esa. Mereka keluar dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam.
Dakwah merupakan poros paling besar dalam agama dan merupakan tugas para nabi dan orang-orang pilihanNya. Andaikan tugas ini ditiadakan, maka akan muncul kerusakan di mana-mana, dan dunia akan menuju kebinasaan. Dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 104, Allah telah berfirman,

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”

Dari ayat tersebut terkandung penjelasan bahwa berdakwah merupakan fardhu kifayah. Jika telah ada sebagian dari umat Islam yang melaksanakan tugas tersebut, maka yang lain terbebas dari kewajiban itu. Namun, meskipun itu fardhu kifayah, jangan sampai kita tidak mengambil peran itu. Sebab, orang-orang yang mengambil peran itu adalah orang-orang pilihan; sebagai penerus para nabi dan rasul.

Pentingnya berdakwah bagi kemaslahatan masyarakat telah digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya. Dari Nu’man bin Basyir RA, dia berkata ” Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan orang-orang yang menggunakan hukum-hukum Allah, berada dalam hukum-hukum itu dan hanya mencari muka karenanya, seperti segolongan umat yang naik perahu. Sebagian golongan dari mereka ada yang menetap di bawah, yang kasar dan paling jelek, sebagian yang lain menetap di atas. Jika orang-orang yang di bawah hendak mengambil air, mereka harus melewati orang-orang yang berada di bagian atas dan mengganggu. Mereka berkata, ”Andaikan saja kita membuat lubang di tempat bagian kita ini agar kita tidak mengganggu orang yang di atas kita.” Jika urusan mereka itu dibiarkan, tentu mereka semua akan binasa. Namun jika mereka dihalangi, tentu mereka semua akan selamat.” [HR. Bukhari, Ahmad, Tirmidzi, dan Baihaqi]

Menurut Muhammad Natsir, dakwah mempunyai dua sisi yang komplementer yaitu membina umat dan memelihara atau membentengi umat dari bahaya batil. Juru dakwah yang unggul tidak menciptakan banyak musuh, melainkan mencari teman sebanyak mungkin. Etika dakwah seperti kesantunan dan keluwesan merupakan hal yang penting untuk mendukung proses pencapaian tujuan dakwah. Ia mengatakan, dai bukanlah seperti seseorang yang membawa landak ke tengah pasar yang badannya penuh duri-duri panjang dan runcing, yang akan menusuk siapa saja yang mendekat.

Tujuan dakwah, adalah keridhaan Ilahi yang memungkinkan tercapainya ‘hidup yang sebenarnya hidup’ yang lebih tinggi mutunya dari hidup manusia. Hidup immaterial sebagai kelanjutan dari hidup materil, hidup yang ukhrawi merupakan puncak kebahagiaan karena bertemu dengan sang Khalik.

Rasulullah berpesan agar kita mengemban tugas berat ini, karena dakwah memiliki keistimewaan. Yaitu pertama, dakwah merupakan tugas pokok para rasul. Para rasul berjuang meluruskan jalan manusia yang sudah tidak sesuai fitrahnya, meluruskan akidahnya, serta mengajak melakukan perbuatan baik dan meninggalkan semua perbuatan buruk. Karena tugas ini sangat berat, maka jangan heran bila para penerusnya akan memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Allah SWT berfirman, ”Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.”[Saba': 28]

Dalam Al-Qur’an surat lainnya, Allah SWT juga berfirman, “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan, kamu tidak menyampaikan amanatNya. Allah memelihara kamu dari manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” [Al-Maidah: 67]

Kedua, dakwah merupakan nikmat Allah yang paling besar.

Ketiga, dakwah merupakan sebaik-baik amal. Sebagaimana yang telah difirmankan dalam Al-Qur’an, “Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” [An-Nahl: 97]

Allah SWT akan menganugerahkan kehidupan penuh berkah kepada mereka yang hidupnya digunakan dalam jalan dakwah, menyeru manusia ke jalan Allah. Para juru dakwah akan mendapatkan ridha dan cinta Allah, rahmatNya, ampunanNya, dan pahala yang dilipatgandakan yang tidak akan terputus. Semua anugerah itu diberikan Allah karena para juru dakwah telah mengikuti jalan yang ditempuh Rasulullah SAW. Allah SWT menegaskannya, “Katakanlah : Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Ali Imran: 31]

Keberuntungan yang Allah berikan kepada seorang juru dakwah sangatlah sayang untuk sekedar dilewatkan begitu saja. Takutlah akan siksa Allah bila kita mempunyai kemampuan untuk berdakwah tetapi kita tidak melakukannya. Maka sepantasnya bagi kita untuk menyatukan langkah, menyeru kepada kebaikan, mengajak kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Sungguh, Allah akan memberi pertolongan kepada hamba-hambaNya yang menolong agama Allah dan akan meneguhkan pijakan kaki-kaki mereka di atas dien yang lurus ini. ”Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Muhammad: 7)

Seorang yang mengemban dakwah akan berusaha selalu untuk menyebarkan dan terus-menerus berusaha mengaplikasikan apa yang telah dia pahami. Oleh karena itu, kita mesti membedakan antara pengemban dakwah dengan mufti, orang alim, pemberi nasehat dan guru.

Mufti adalah orang yang bersedia memberikan fatwa, sehingga orang datang kepadanya untuk bertanya tentang hukum syara’ berkenaan dengan aktivitas tertentu yang mereka alami, ataupun yang dialami orang lain.

Orang alim adalah orang yang menjalankan aktivitasnya mengikuti kepada pengetahuannya yang terdapat dalam kitab. Ia tidak akan mudah mengeluarkan fatwa, tetapi apabila ia ditanya persoalan berkenaan dengan masalah tertentu, ia pun akan menjawabnya sebagai satu persoalan, bukan sebagai keputusan hukum tertentu yang berlaku untuk hal tertentu.

Pemberi nasehat adalah orang yang biasa memberi peringatan kepada orang lain tentang akhirat, adzab Allah, surga, hisab, serta memberi nasehat agar mengikuti tingkah laku yang dapat menjamin keselamatan manusia di akhirat dan selamat daripada adzab neraka yang pedih.

Guru adalah orang yang hanya mengajari orang lain tentang berbagai pengetahuan, tanpa memperhatikan realitas, keadaan dan usaha untuk melaksanakannya. Memang, kadangkala dalam diri seseorang telah menyatu sebagian keutamaan yang lain, namun hal itu tetap menjadikan mereka mempunyai gambaran yang khas tentang dirinya. Termasuk apabila ia mempunyai keempat sifat tersebut.

Sedangkan pengemban dakwah, berbeda dengan mereka semua. Sebab, pengemban dakwah adalah ahli siasah yang mengurusi seluruh urusan manusia dengan hukum syara’. Tujuannya adalah mencari ridha Allah SWT. Karena itu, ia tidak mempunyai sifat seperti mufti. Sebab, ia tidak akan mudah mengeluarkan fatwa dan tidak akan membahas perbuatan individu-individu sebagai individu untuk memberikan hukum syara’ berkenaan dengan masalah tersebut. Dia juga tidak mempunyai sifat seperti orang alim. Sebab pekerjaannya bukan mengikuti pengetahuan yang terdapat di dalam buku, meskipun ia senantiasa menelaah berbagai buku untuk mencari pengetahuan. Mengikuti buku bukan pekerjaan dan tujuan utamanya. Sebab mengikuti buku untuk mencari pengetahuan tersebut hanya menjadi salah satu alat untuk melakukan pekerjaannya, yaitu menyelesaikan soal-soal masyarakat dengan segala kebijaksanaan.

Pengemban dakwah juga bukan seperti seorang pemberi nasehat yang mengingatkan orang lain tentang akhirat dan memalingkan mereka dari kehidupan dunia. Tetapi, ia mengurusi urusan mereka dan menyadarkan mereka tentang dunia, agar mereka dapat mengusai dunia mereka sehingga dapat beramal sholeh yang akan memberikan mereka ridha Allah SWT di akhirat kelak. Dia juga bukan seorang seperti guru, meskipun ia mendidik banyak orang dengan pemikiran dan hukum. Sebab mengajarkan pengetahuan saja bukan merupakan tujuan hidupnya, sehingga ia akan berusaha memberikan pemikiran yang senantiasa dapat dikaitkan dengan kenyataan dan keadaannya, yang mana dia selalu berorientasi sebagai aktifitas mengurusi umat dan bukannya hanya sebagai suatu ilmu pengetahuan belaka.

Seorang pengemban dakwah juga tidak akan kenal lelah menegakkan kalimatullah walaupun berbagai tantangan menghalanginya. Mohammad Natsir kembali menguraikan dakwah merupakan kewajiban seorang Muslim yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Beliau juga berkata, “Saya tidak takut masa depan, karena tidak ada bahaya. Masa depan milik umat Islam, jika mereka tetap istiqomah, baik secara pribadi atau kolektif.” Selanjutnya ditegaskannya, “Perjuangan dakwah adalah bekerja dan beramal tanpa pamrih, lebih suka memberi daripada menerima, tidak putus asa bila menemui kegagalan, menjadikan jihad sebagai jalan hidup, syahid di medan juang sebagai cita-cita dan istiqomah.” Wallahu a’lam bis-shawab.

Readmore.....

Sabtu, 30 Januari 2010

Menjadi Seorang Aktivis Pergerakan

Istilah “HAROKAH” mulai populer di Indonesia di tahun 1980-an. Kata yang dimaknai sebagai “Pergerakan” ini mulai akrab di telinga kita masyarakat Indonesia bersamaan dengan “membanjirnya” buku-buku pergerakan di Indonesia, yang berasal dari Timur Tengah. Banyak diantarnya adalah tulisan-tulisan dari “tokoh pergerakan” yang mengilhami munculnya beragam gerakan pembaharuan di berbagai belahan dunia, Ust. Hasan al-Banna dan Ust. Sayyid Qutb adalah dua diantaranya.


Jika Harokah disandingkan dengan kata Islam, menjadi Harokah Islamiyah, maka ia adalah semangat untuk mengembalikan Islam agar kembali hadir dalam kehidupan nyata, menjelma menjadi perlaku setiap insan dalam posisi apapun dan sebagai apapun. Tarbiyah adalah agenda guna mencapai tujuan tersebut.Sasaran-sasaran untuk mencapai tujuan tersbet adalah Takwin (pembentukan):
1. As-Syakhsiyah Islamiyah (Pribadi Muslim)
2. Al-Usrah al-Muslimun (Keluarga Muslim)
3. Daulah Islamiyah (Pemerintahan Islam)
4. Khilafah Islamiyah

Dan muaranya adalah menjadikan Islam sebagai penopang paradaban bagi seluruh kehidupan manusia dan ekspansi untuk menyelesaikan segala problematika umat manusia.
Sebuah organisasi termasuk Harokah tidak mungkin bisa berjalan secara mulus tanpa kehadiran aktivis-aktivis dengan militansi tinggi. Keberadaan aktivis Harokah yang militan menjadi sebuah keniscayaan. Guna mencapai tujuan Harokah Islamiyah, aktivis Harokah harus mempunyai karakter seperti yang ALLOH gambarkan dalam QS Al Maidah 54, yakni:

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui”.

Karakteristik aktivis Harokah (Pergerakan) dalam ayat di atas adalah:
1) Mencintai ALLOH di atas segalanya. Cinta adalah energi kehidupan dan mencintai ALLOH adalah energi dari segala energi.Karakteristik aktivis Harokah (Pergerakan) dalam ayat di atas adalah:
2) Bersikap lemah lembut kepada sesama orang beriman. Hal paling rendah yang perlu diwujudkan terhadap sesama Mukmin adalah berbaik sangka. Setelah cinta kepada ALLOH, kekuatan yang paling besar adalah kekuatan Ukhuwah.
3) bersikap penuh wibawa dalam berahapan dengan orang-orang kafir. Salah satu penyakit sebagian umat Islam adalah kalah mental di hadapan orang-orang kafir dan menjadi “penyambung” lidah mereka.
4) Berjihad di jalan ALLOH adalah bagian dari Iman.
Kelima, Al-Wala’ (Loyalitas, kesetiaan, pembelaan) hanya diberikan kepada ALLOH,
Rasululloh dan orang-orang yang beriman.

Sedangkan AHLAQ aktivis Harokah tergambar dalam QS Al-Anfal 45-47
(45) Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya<620> agar kamu beruntung.

(46) Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

(47) Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya’ kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan.

Pertama, teguh hati dan pendirian. Setiap aktivis Harokah harus mempunyai konsistensi dalam menghadapi segala kondisi dan keandaan

Kedua, memperbanyak Dzikrullah dan senantisa ingat kepada ALLOH. Dzikir kepada ALLOH merupakan salah satu indikasi adanya jalinan ikatan yang kuat antara manusia dengan ALLOH.

Ketiga, Menjaga Ukhuwah dan meninggalkan segala hal yang menimbulkan perpecahan dan permusuhan.

Keempat, Sabar, ia adalah salah satu energi guna mengemban tugas dakwah
Kelima, Rendah hati.

Selamat berjuang kepada para aktivis Harokah, kemampuan untuk senantisa menjaga “kualitas Maknawiyah” adalah kunci keberhasilan dari apa yang diperjuangkan.
“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti”

Readmore.....

AKSI JANUARI 2010

Mengusung tema aksi yang sama, yakni kegagalan pemerintahan SBY-Boediono, aksi turun ke jalan digelar oleh ribuan aktivis dan elemen masyarakat yang tergabung dalam berbagai organisasi pergerakan dan digelar di seluruh daerah.Dengan tegas dalam aksi tersebut diteriakkan pemerintahan telah gagal mensejahterakan rakyat, terutama 100 hari periode kedua, dan tututannya jelas gagal berarti mundur.

Namun tidak perlu menunggu sampai 100 hari, di hari ke 99 pemerintahan SBY-Boediono, ribuan aktivis pergerakan Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) beserta seluruh komponen Lembaga DAkwah Kampus (LDK), BEM dan OMEK yang tergabung dalam GERAKAN SUMPAH PEMUDA 18 OKTOBER 2009 mengadakan aksi menyuarakan hal serupa yakni menuntut untuk segera mengganti sistem kapitalisme bobrok dengan mengaganti rezim komprador korup kapitalisme di negeri ini.

Dilatarbelakangi oleh pemerintah yang terus dan masih mengadopsi sebuah sistem busuk kapitalisme yang rusak. Kemudian fakta-fakta kasus seperti KPK Vs Polri, koruptor berkeliaran, mafia hukum, ketidakadilan hukum, kemiskinan dan naiknya harga barang serta yang juga tidak kalah penting adalah Century Gate. Kekuasaan digunakan untuk merampok, merampok dimanfaatkan untuk kekuasaan. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa untuk berkuasa di negeri ini memang dibutuhkan dana. Siapa saja yang mempunyai akses dana tak terbatas, maka sesungguhnya dia bisa berkuasa, atau membeli kekuasaan. Bagi yang ingin berkuasa atau mempertahankan kekuasaannya, tetapi dana cekak, tak ada pilihan lain, kecuali merampok uang negara atau uang rakyat. Akhirnya, merampok pun menjadi jalan untuk meraih kekuasaan, karena dengan cara itulah dia bisa berkuasa. Soal citra, kampanye dan propaganda bisa dibuat, asal ada duit. Seorang pemarah, bisa dicitrakan sebagai penyabar, dan pembohong pun bisa diubah citranya menjadi orang yang jujur. Sehingga sangat jelas, uang rakyat digunakan untuk mengganti kerugian dan usaha para pemilik modal yang sebenarnya kerugian itu bukan karena rakyat tapi karena mereka sendiri yang sekaligus perampok itu.

Aksi dilakukan serentak oleh lebih dari 200 jaringan lembaga dakwah kampus, BEM dan OMEK di hampir seluruh kampus di Indonesia. Dalam aksi itu pula di bacakan kembali sumpah mahasiswa yang merupakan hasil Kongres Mahasiswa Islam Indonesia pada tanggal 18 Oktober 2009 lalu oleh BKLDK yang berhasil menghadirkan mahasiswa se-Indonesia sekitar 5000 orang.

Readmore.....

Kamis, 28 Januari 2010

PROFIL UKM LDK-LDM UMI



1. Sejarah singkat UKM LDK-LDM UMI
Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus Liga Dakwah Mahasiswa (UKM LDK-LDM UMI) adalah suatu unit kegiatan mahasiswa yang kegiatan utamanya adalah bergerak sesuai manhaj (aturan) dakwah serta kegiatan-kegiatan lainnya yang mendukung.
UKM LDK-LDM UMI secara resmi di dirikan pada tanggal 11 Juli 1991 untuk waktu tidak terbatas. berfungsi sebagai wadah kreasi dan aspirasi mahasiswa muslim dalam lingkup Universitas Muslim Indonesia yang mengembangkan misi dakwah dan syair Islam.
Cikal bakal lahirnya UKM LDK-LDM UMI dimulai oleh beberapa mahasiswa UMI dari Tahfizdul Qur'an yang diutus oleh pihak Rektor Umi untuk mengikuti kegiatan sarasehan Lembaga Dakwah Kampus. setelah mengikuti kegiatan tersebut, selanjutnya merasakan perlunya menghimpun diri dalam sebuah Lembaga Dakwah Kampus untuk membincangkan masalah aktual seputar dunis Islam.
Adapun yang melatarbelakangi kelahiran UKM LDK-LDM ini semata-mata atas kesadaran penuh dan tanggung jawab akan perlunya mengorganisir seluruh potensi yang ada pada diri mahasiswa msulim untuk memberikan andil yang signifikan dalam transformasi sosial.

2. Tujuan UKM LDK-LDM UMI
a. Ridho Allah swt adalah pengabdian tertinggi dari ikhtiar organisasi
b. Terciptanya invidu muslim dengan pemikiran komprehensif dan sistematis untuk
perjuangan kehidupan Islam
c. Terciptanya insan cendikiawan, kreatif, produktif, dan bertanggungjawab terhadap
dinamika keumatan

3. Kedudukan UKM LDK-LDM UMI
UKM LDK-LDM UMI adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa di UMI yang bersifat independen di bawah koordinasi Wakil Rektor III, jadi SK Pengurus dikeluarkan oleh Rektor UMI. UKM LDK-LDM UMI berkedudukan di Kampus II UMI, dengan alamat kampus II Jl. Sumoharjo KM. 05 Makassar, Sulawesi Selatan. E-Mail : ldkldmumi@yahoo.co.id

MOTO UKM LDK-LDM UMI
"Dakwah Islam, Pemikiran tanpa Kekerasan"

4. Latar Belakang
A. adapun yang melatarbelakangi kelahrian LDK-LDM UMI ini semata-mata atas kesadaran penuh dan tanggungjawab akan perlunya mengorganisir seluruh potensi yang ada pada diri mahasiswa muslim untuk memberikan andil yang signifikan dalam transformasi sosial.
B. Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah kepada yang munkar dan kalian beriman kepada Allah (TQS. Ali Imran [3] : 110).
C. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah meraka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (TQS. An-Nahl [16] :125).
D. Sampaikanlah walaupun satu ayat (Al-Hadist).

5. Visi
Kampus Profesional yang berideologi islam dan menjadikannya sebagai landasan dan kepemimpinan berfikir seluruh civitas akademikia UMI sehingga terbentuk insan akademik Istiqomah dalam memperjuangkan Islam.

6. Misi
a. Pembinaan dan kaderisasi untuk peningkatan SDM mandiri yang berkwalitas serta memiliki kemampuan aplikatif pengembangan nilai-nilai Islam.
b. Berfikir aktif dalam mengatasi problem sosial kemasyarakatan sebagai wujud pengabdian terhadap masyarakat.

7. Budaya Organisasi

  • Berkomitmen peuh pada perjuangan
  • Memiliki kesadaran ruhiyah dalam setiap aktivitas dengan pandangan visioner untuk mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah swt.
  • Berjuang dengan sungguh-sungguh mengerahkan segenap potensi dalam dakwah secara optimal.
  • Evaluasi tindakan dan senantiasa melakukan perbaikan.
  • Kesadaran untuk senantiasa meningkatkan kapasitas diri.
  • Memiliki tradisi berpikir dan bertindak secara konsepsional.

Readmore.....