Setiap orang biasanya memiliki penilaian berbeda terhadap sesuatu. Jadi, jangan heran saat bersama teman-temanmu dan kalian sedang mengamati seseorang dan memberikan komentar terhadap orang itu, maka akan kamu dapatkan komentar yang berbeda-beda dari yang orang yang satu dan yang lainnya.
     Aku ingat dengan salah satu temanku saat berjalan berbarengan menuju ke mesjid. Tiba-tiba saja di tengah jalan, kami disapa oleh seseorang yang mengenakan pakaian baju kurung (jilbab) sama seperti apa yang ku kenakan. Dengan spontan temanku yang imut ini, menoleh ke aku kemudian memberikan penilaian bahwa seseorang itu adalah salah satu produk organisasi yang kebetulan juga aku geluti. Singkatnya, organisasi      Itu mengharuskan setiap anggotanya berseragam baju kurung.
Apakah benar seperti itu? Aku sendiri memiliki penilaian berbeda tentang seseorang itu. Dengan modal informasi yang aku dapat sebelumnya dari orang-orang yang paham tentang baju kurung, aku bisa mengatakan pada temanku bahwa tidak ada organisasi yang mengharuskan baju kurung sebagai salah satu syarat menjadi anggota tetapi itu murni apabila kita mau kembali melihat dengan teliti petunjuk-petunjuk dalam al-quran, ternyata diharuskan memang untuk mengenakan baju kurung (jilbab) bagi seorang muslimah sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab: 59.
Nach sudah jelas kan? Jadi, silahkan buka Al-Qur’annya masing-masing soalnya entar kalau aku yang jelaskan panjang lebar bisa-bisa tulisanku tidak muat untuk bucil seperti i-max ini.
     Cerita pendek tadi adalah mengenai pengalaman aku dengan salah satu temanku tentang jilbab. Selanjutnya, kita melihat ke masyarakat umum yukk!!!!
     Pada umumnya mereka menganggap orang-orang yang mengenakan baju kurung dianggap tidak cantik, jadul, emak-emak, terlalu melebih-lebihkan pakaian islami. Tidak jadi masalah sich bagi yang sudah menikah tapi bagaimana dengan yang belum menikah pastinya tidak rela juga kan dikatakan seperti itu, umumnya kan mereka pada cantik-cantik, cerdas, shalehah, mendekati kesempurnaan lah, upzz... pujian nich. Tapi kenyataannya memang perempuan cantik yang digambarkan dalam Islam adalah perempuan yang menutup aurat, menjaga perhiasannya baik-baik.
     Bukannya perempuan cantik yang digambarkan oleh orang barat, dimana katanya perempuan cantik itu yang memiliki warna kulit yang putih, tinggi, ramping, hidung mancung, betis yang mulus hingga ke paha, rambut hitam berkilau dan semuanya itu dibuka untuk umum untuk ditonton gratis. Pantas saja dosen aku katakan ”Lebih mahal paha ayam yang dijual di pasar-pasar dibanding paha manusia yang bisa dinikmati dimana-mana”. Ibaratnya baju yang dijual di toko, baju yang dibungkus rapi, digantung rapi pasti kita takut pegang karena harganya yang mahal tapi coba lihat baju-baju yang diobral, bebas dijadikan bahan percobaan, pastinya kita tidak segan memegangnya karena harganya yang murah. Jadi kasian perempuan muslim yang menganggap perempuan cantik itu seperti yang digambarkan orang barat, kalian tidak mau jadi baju obral kan?
     Wah, dari tadi bicara tentang perempuan nich. Untuk adilnya, kita lirik-lirik juga yuk pandangan orang umum tentang adat-adat berpakaian laki-laki dan apakah sesuai denagan penggambaran al-qur’an. Beberapa kasus teroris diperbincangkan dimana-mana sampai digambarkan teroris adalah mereka yang mengenakan celana gantung sampai di atas tumit, yang berjenggot, mengenakan baju koko, ikut kajian-kajian, berjihad untuk tegaknya syariah (dakwah). Percaya enggak?
Aku sendiri tidak percaya, kalau percaya sama saja dengan mempercayai sebuah pesawat yang menabrak puncak sebuah gedung yang berlantai sekitar 100 lantai dan seketika setelah ditabrak, gedung tersebut hancur luluh hingga ke lantai dasar alias rata dengan tanah.
     Terus terbukti juga orang-orang yang diseret sebagai tersangka telah digonta-ganti kasusnya di pengadilan karena tidak terbukti secara fakta tentang kesalahannya. Herannya ya terhadap orang-orang umum, mengapa mereka tidak mampu mengamati fakta yang berkeliaran di depan matanya. Jelas-jelas jika kedatangan orang asing di negara kita untuk merampas harta milik kita tapi masih juga dikatakan mereka bukan teroris. Aduh....gawat!! Lucunya di negeri ini, laki-laki idaman perempuan rata-rata mereka yang mengenakan celana botol istilah kerennya, baju ala korea, topi khas barat, jiwa playboy yang mampu mengikat hati setiap hati gadis-gadis padahal bila ingin dilihat endingnya malah yang dikatakan pakaiannya ala teroris justru makin membaik dan sejahtera hidup berdampingan dengan istrinya yang legal dalam batasan agama.
Lepas berbicara masalah pakaian yang syar’I, aku mengajak kalian mendengar cerita mengenai dunia kampus.
     Mahasiswa yang notabenenya belum paham selalu beranggapan bahwa orang yang menuntut kebaikan, belajar ilmu agama Islam, ikut kajian, selalu akan tiba pada kesempurnaan sehingga yang terjadi jika ditemukan seikit saja perbuatan yang asalah diantara mereka yang mau belajar Islam maka akan dijadikan tolak ukur untuk tidak melakukan perubahan bagi mahasiswa tersebut.
     Contoh, salah satu mahasiswa FKM UMI menilai seorang uztad dengan berkata “Uztad saja salah masa kita mau ikut sama dia sich ntar tertular dosanya loch!”.
Sebenarnya bukan hanya karena Mahasiswa yang belum paham menimbulkan persepsi negatif terhadap mahasiswa-mahasiswa kajian tapi karena banyak juga Mahasiswa yang bila hendak mengetahui sesuatu hal tentang seseorang yang diamati akan lebih banyak bertanya di luar.
     Bagaimana mungkin kita mau tahu seluk beluk rumah salah satu temen kita jika menanyakan tentang rumahnya itu sama tetangganya, ibaratnya begitu teman...
     Ya, aku akui wajar bila terjadi pertentangan-pertentangan mengenai aktivitas dunia kampus termasuk kegiatan menuntut ilmu Islam di luar jadwal kuliah karena memang hal seperti ini asing di mata setiap muslim semenjak makin jauhnya orang muslim dari al-quran, ditambah lagi katanya mengganggu aktivitas kuliah. Tapi bila memang fakta kegiatan menuntut Islam itu mengaku kuliah, lantas kenapa kemudian dibangun warna-warni aktivitas kampus yang pada rata-ratanya sangat bertentangan dengan Islam. Justru malah yang mengganggu kuliah adalah kegiatan sampah seperti ini.
Benarmi toch? Cobamaki liat faktanya...
     Aku ingat dengan salah satu temanku saat berjalan berbarengan menuju ke mesjid. Tiba-tiba saja di tengah jalan, kami disapa oleh seseorang yang mengenakan pakaian baju kurung (jilbab) sama seperti apa yang ku kenakan. Dengan spontan temanku yang imut ini, menoleh ke aku kemudian memberikan penilaian bahwa seseorang itu adalah salah satu produk organisasi yang kebetulan juga aku geluti. Singkatnya, organisasi      Itu mengharuskan setiap anggotanya berseragam baju kurung.
Apakah benar seperti itu? Aku sendiri memiliki penilaian berbeda tentang seseorang itu. Dengan modal informasi yang aku dapat sebelumnya dari orang-orang yang paham tentang baju kurung, aku bisa mengatakan pada temanku bahwa tidak ada organisasi yang mengharuskan baju kurung sebagai salah satu syarat menjadi anggota tetapi itu murni apabila kita mau kembali melihat dengan teliti petunjuk-petunjuk dalam al-quran, ternyata diharuskan memang untuk mengenakan baju kurung (jilbab) bagi seorang muslimah sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab: 59.
Nach sudah jelas kan? Jadi, silahkan buka Al-Qur’annya masing-masing soalnya entar kalau aku yang jelaskan panjang lebar bisa-bisa tulisanku tidak muat untuk bucil seperti i-max ini.
     Cerita pendek tadi adalah mengenai pengalaman aku dengan salah satu temanku tentang jilbab. Selanjutnya, kita melihat ke masyarakat umum yukk!!!!
     Pada umumnya mereka menganggap orang-orang yang mengenakan baju kurung dianggap tidak cantik, jadul, emak-emak, terlalu melebih-lebihkan pakaian islami. Tidak jadi masalah sich bagi yang sudah menikah tapi bagaimana dengan yang belum menikah pastinya tidak rela juga kan dikatakan seperti itu, umumnya kan mereka pada cantik-cantik, cerdas, shalehah, mendekati kesempurnaan lah, upzz... pujian nich. Tapi kenyataannya memang perempuan cantik yang digambarkan dalam Islam adalah perempuan yang menutup aurat, menjaga perhiasannya baik-baik.
     Bukannya perempuan cantik yang digambarkan oleh orang barat, dimana katanya perempuan cantik itu yang memiliki warna kulit yang putih, tinggi, ramping, hidung mancung, betis yang mulus hingga ke paha, rambut hitam berkilau dan semuanya itu dibuka untuk umum untuk ditonton gratis. Pantas saja dosen aku katakan ”Lebih mahal paha ayam yang dijual di pasar-pasar dibanding paha manusia yang bisa dinikmati dimana-mana”. Ibaratnya baju yang dijual di toko, baju yang dibungkus rapi, digantung rapi pasti kita takut pegang karena harganya yang mahal tapi coba lihat baju-baju yang diobral, bebas dijadikan bahan percobaan, pastinya kita tidak segan memegangnya karena harganya yang murah. Jadi kasian perempuan muslim yang menganggap perempuan cantik itu seperti yang digambarkan orang barat, kalian tidak mau jadi baju obral kan?
     Wah, dari tadi bicara tentang perempuan nich. Untuk adilnya, kita lirik-lirik juga yuk pandangan orang umum tentang adat-adat berpakaian laki-laki dan apakah sesuai denagan penggambaran al-qur’an. Beberapa kasus teroris diperbincangkan dimana-mana sampai digambarkan teroris adalah mereka yang mengenakan celana gantung sampai di atas tumit, yang berjenggot, mengenakan baju koko, ikut kajian-kajian, berjihad untuk tegaknya syariah (dakwah). Percaya enggak?
Aku sendiri tidak percaya, kalau percaya sama saja dengan mempercayai sebuah pesawat yang menabrak puncak sebuah gedung yang berlantai sekitar 100 lantai dan seketika setelah ditabrak, gedung tersebut hancur luluh hingga ke lantai dasar alias rata dengan tanah.
     Terus terbukti juga orang-orang yang diseret sebagai tersangka telah digonta-ganti kasusnya di pengadilan karena tidak terbukti secara fakta tentang kesalahannya. Herannya ya terhadap orang-orang umum, mengapa mereka tidak mampu mengamati fakta yang berkeliaran di depan matanya. Jelas-jelas jika kedatangan orang asing di negara kita untuk merampas harta milik kita tapi masih juga dikatakan mereka bukan teroris. Aduh....gawat!! Lucunya di negeri ini, laki-laki idaman perempuan rata-rata mereka yang mengenakan celana botol istilah kerennya, baju ala korea, topi khas barat, jiwa playboy yang mampu mengikat hati setiap hati gadis-gadis padahal bila ingin dilihat endingnya malah yang dikatakan pakaiannya ala teroris justru makin membaik dan sejahtera hidup berdampingan dengan istrinya yang legal dalam batasan agama.
Lepas berbicara masalah pakaian yang syar’I, aku mengajak kalian mendengar cerita mengenai dunia kampus.
     Mahasiswa yang notabenenya belum paham selalu beranggapan bahwa orang yang menuntut kebaikan, belajar ilmu agama Islam, ikut kajian, selalu akan tiba pada kesempurnaan sehingga yang terjadi jika ditemukan seikit saja perbuatan yang asalah diantara mereka yang mau belajar Islam maka akan dijadikan tolak ukur untuk tidak melakukan perubahan bagi mahasiswa tersebut.
     Contoh, salah satu mahasiswa FKM UMI menilai seorang uztad dengan berkata “Uztad saja salah masa kita mau ikut sama dia sich ntar tertular dosanya loch!”.
Sebenarnya bukan hanya karena Mahasiswa yang belum paham menimbulkan persepsi negatif terhadap mahasiswa-mahasiswa kajian tapi karena banyak juga Mahasiswa yang bila hendak mengetahui sesuatu hal tentang seseorang yang diamati akan lebih banyak bertanya di luar.
     Bagaimana mungkin kita mau tahu seluk beluk rumah salah satu temen kita jika menanyakan tentang rumahnya itu sama tetangganya, ibaratnya begitu teman...
     Ya, aku akui wajar bila terjadi pertentangan-pertentangan mengenai aktivitas dunia kampus termasuk kegiatan menuntut ilmu Islam di luar jadwal kuliah karena memang hal seperti ini asing di mata setiap muslim semenjak makin jauhnya orang muslim dari al-quran, ditambah lagi katanya mengganggu aktivitas kuliah. Tapi bila memang fakta kegiatan menuntut Islam itu mengaku kuliah, lantas kenapa kemudian dibangun warna-warni aktivitas kampus yang pada rata-ratanya sangat bertentangan dengan Islam. Justru malah yang mengganggu kuliah adalah kegiatan sampah seperti ini.
Benarmi toch? Cobamaki liat faktanya...
Lisa FKM
Yang ini mantap....dan seharusnya isi blong ini semuanya tulisan dari AKTIVIS DAKWAH KAMPUS UMI.
BalasHapusBiar dapat menjadi rujukan.
Angkat permasalahan yang terjadi dikampus kita kemudaian berikan solusi Islam.
Seperti tauran antar mahasiswa, demo tutup jalan. Wawancara ADK bagaimana dia pertamakali mengenal dakwah....Dan lain-lain,.
Tetap semangat DINDA.
Salam Hangat
Muhammad Sabran