Laman

Senin, 20 Mei 2013

Muktamar Khilafah Sulselbar Semarak



Susana bersahabat dengan hawa sejuk menghiasi perhelatan akbar Muktamar Khilafah 2013 Sulawesi Selatan dan Barat yang dipusatkan di Stadion Gelora Andi Mattalatta Makassar, Ahad (19/5).

Puluhan ribu peserta berdatangan dan memadati stadion yang berasal dari berbagai penjuru kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Acara ini merupakan rangkaian acara yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia di 31 kota besar. Mulai dari ujung barat Indonesia hingga ujung timur Indonesia, dari Aceh hingga Papua dengan mengusung tema “Perubahan Besar Dunia menuju Khilafah”.

Peserta yang datang kemudian disambut dengan Tarian Paraga, tarian khas Sulawesi Selatan. Tampak antusiasme peserta begitu besar yang ditandai dengan semangat mereka mengibarkan bendera kecil Al Liwa dan Ar Raya yang dibagikan oleh para panitia.

Dalam opening speech-nya Kemal Idris, DPD HTI Sulawesi Selatan dan Barat mengatakan bahwa khilafah merupakan agenda perjuangan yang utama, perkara penting yang mempengaruhi hidup dan matinya umat Islam.

Fajar kemenangan akan segera hadir, gayung bersambut gegap gempita penegakan syariah dan khilafah telah diterima dari berbagai kalangan baik kalangan santri, pengusaha, intelektual, mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga semuanya menginginkan syariah dan khilafah.

Optimisme itu terbukti lewat testimoni Ustadz H Hidayatul Akbar ulama dari Kalimantan yang mengatakan bahwa aktivitas Hizbut Tahrir telah berjalan di sebelas kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah.

Di Kalimantan Timur aktivitas Hizbut Tahrir telah berjalan di sepuluh kabupaten dan kota sementara di Kalimantn Barat, telah berjalan di delapan kabupaten dan kota.

Selain membakar semangat dengan testimoni-testimoni para alim ulama, orasi-orasi, muktamar itu juga menyuguhkan nasyid perjuangan dan aksi teatrikal yang mengusung tema yang sama.

Perahu Phinisi menjadi ikon teatrikal, perahu yang digambarkan keadaan umat Islam yang terombang-ambing amuk gelombang kapitalisme, sosialiasme dan sekularisme dengan ketiadaan khilafah.

Teratrikal tersebut menggambarkan perjuangan kelompok dakwah yang ikhlas dalam memperjuangkan agama Allah SWT yang berpegang teguh pada kompas dan mata angin dalam berjuang menuju pelabuhan khilafah.[]Ithon/Fm/Joy (www.hizbut-tahrir.or.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar